40 Ribu Pendatang Baru Serbu Jakarta, Tinggalkan Desa Adu Nasib di Ibu Kota
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) mencatat jumlah pendatang di ibu kota tiga tahun terakhir selalu meningkat.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Umumnya urbanisasi ini terjadi usai libur Lebaran, para pendatang ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Dukcapil DKI Jakarta pun mencatat, ada 27.000 pendatang usai libur Lebaran dan kemudian menetap di ibu kota.
“Tahun kemarin di 2022 itu ada 27.000 pendatang dan penduduk non permanen sekira 3.000,” ujar Kepala Dinas Dukcapil DKI Budi Awaluddin.
Budi menyebut, dari jumlah tersebut, mayoritas pendatang yang masuk Jakarta berpendidikan rendah.
“Tiga tahun ini kami lihat trennya itu 80 persen dari mereka berpendidikan SLTA ke bawah,” kata Budi.
Budi menjelaskan, tak semua dari puluhan ribu pendatang berhasil mengadu nasib di Jakarta.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah pendatang yang berpenghasilan rendah dan tinggal di kawasan pemukiman kumuh.
“50 persen dari mereka berpenghasilan rendah dan 20 persen terkonsentrasi di RW kumuh,” tuturnya.
Jumlah pendatang ini pun diprediksi terus melonjak di tahun 2023 ini. Diperkirakan kurang lebih ada 40.000 pendatang yang masuk Jakarta pada periode Lebaran 2023 ini.
Baca juga: Arus Balik Angleb 2023 Hari Ini, Pintu Kedatangan Stasiun Gambir Cukup Ramai
Pemprov DKI pun kini tengah berupaya mengantisipasi semakin melonjaknya angka pendatang ini.
Hal ini dilakukan demi mewujudkan Jakarta sebagai kota global setelah tak lagi jadi ibu kota negara (IKN) di 2024 mendatang.
“Kalau misalkan nanti ke depan Jakarta sudah tidak lagi menjadi ibu kota negara di 2024 dan Jakarta menjadi global city, maka perlu adanya penataan kependudukan yang lebih baik,” tuturnya.
Dinas Dukcapil DKI Jakarta lanjut Budi kini juga tengah menggodok aturan baru untuk membatasi pendatang masuk ibu kota.
Budi menyebut, aturan baru ini dibuat demi mewujudkan Jakarta sebagai kota global usai tak lagi jadi ibu kota negara (IKN).