Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Telur Ayam Makin Mahal, DPR Bilang Pemerintah Gagal: Jangan-jangan Ini Permainan

Akibat gagalnya peternak rakyat bangkit dan tumbuh kembali, populasi ternak pun jauh menurun drastis.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Telur Ayam Makin Mahal, DPR Bilang Pemerintah Gagal: Jangan-jangan Ini Permainan
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Pedagang menunjukkan telur ayam yang dijual di warung miliknya di kawasan Jakarta Timur. Catatan dari IKAPPI menyebut bahwa harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp 31 ribu-Rp34 ribu per kilogram. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga telur ayam usai Idul Fitri 2023 terus mengalami kenaikan, bahkan ada yang mencapai Rp40.000 per kilogram (Kg).

Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak menyebut lonjakan harga telur ayam yang saat ini sedang terjadi sebagai bukti kegagalan pemerintah mengelola stabilitas supply dan demand.

Menurutnya, kenaikan harga telur saat ini bukan semata-mata diakibatkan oleh hambatan distribusi.

Baca juga: Harga Pangan, 22 Mei 2023: Cabai Rawit Masih Tinggi Melonjak Rp44.250, Telur Ayam Tembus Rp31.000

"Lonjakan harga telur dan daging ayam saat ini sebetulnya bukan semata persoalan distribusi antar daerah atau pulau, tetapi lebih dari itu. Ini disebabkan menyusutnya produksi ayam dan telur yang sudah mulai terjadi sejak pandemi," kata Amin kepada Tribunnews, Senin (22/5/2023).

Ia mengatakan, pemerintah kurang cepat bertindak dalam menyelesaikan sumber masalahnya.

Anggota DPR dari fraksi PKS ini kemudian menjabarkan beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tajam produksi ayam dan telur.

"Pertama akibat bangkrutnya banyak peternak rakyat di berbagai daerah. Hingga pertengahan 2022 saja sudah puluhan ribu peternak rakyat yang gulung tikar," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Amin menyebut usaha peternakan rakyat gulung tikar karena tidak adanya proteksi pasar dari pemerintah.

"Peternak rakyat harus bertarung bebas dengan perusahaan besar. Perusahaan dengan modal jumbo dan menguasai rantai pasar. Mulai dari day old chicken atau ayam yang akan dibesarkan hingga pasokan pakan," ujar Amin.

Menurut Amin, perusahaan besar ini seharusnya masuk ke pasar modern dan pasar ekspor, bukan ke pasar tradisional.

"Tanpa proteksi, sulit bagi peternak rakyat yang bermodal kecil bisa bersaing dengan pemodal besar yang menguasai rantai dari hulu hingga hilir," kata Amin.

Ia mengatakan, kondisi tersebut diperparah dengan melambungnya harga pakan, terutama jagung, yang menyumbang 50 persen komposisi pakan ayam.


Menurut catatan Amin, tahun ini harga jagung pada Januari-Maret dibanderol sebesar Rp4 ribu per kilogram.

Lalu, harga tersebut melonjak mulai April hingga saat ini di kisaran Rp5.500-Rp6.000 per kilogram.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas