Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Telur Ayam Makin Mahal, DPR Bilang Pemerintah Gagal: Jangan-jangan Ini Permainan

Akibat gagalnya peternak rakyat bangkit dan tumbuh kembali, populasi ternak pun jauh menurun drastis.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Telur Ayam Makin Mahal, DPR Bilang Pemerintah Gagal: Jangan-jangan Ini Permainan
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Pedagang menunjukkan telur ayam yang dijual di warung miliknya di kawasan Jakarta Timur. Catatan dari IKAPPI menyebut bahwa harga telur di Jabodetabek berada pada kisaran Rp 31 ribu-Rp34 ribu per kilogram. 

Upaya Pemerintah

Pemerintah terus berupaya menjaga harga telur yang wajar di tingkat peternak, pedagang, dan konsumen.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya menjaga keseimbangan harga telur harus dimulai dari hulu karena secara sistematis turut membentuk harga di tingkat hilir.

“Saat ini di tingkat hulu atau peternak terjadi perubahan biaya produksi, khususnya variabel biaya pakan. Untuk menjaga biaya produksi di tingkat peternak tidak semakin melonjak, kita prioritaskan untuk dilakukan langkah stabilisasi harga pakan,” ujar Arief dikutip dari Kontan.

Menurutnya, ekosistem perunggasan sangat erat kaitannya dengan jagung sebagai salah satu komponen utama pakan ternak.

Oleh karenanya, dalam rangka menjaga stabilisasi pasokan dan harga jagung, NFA meningkatkan fasilitasi distribusi pangan (FDP) komoditas jagung dari petani atau gapoktan kepada peternak.

Ia mengungkap, NFA terus mendorong fasilitasi distribusi jagung dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan ke wilayah produsen telur di Jawa Tengah, Jawa Timue, dan Lampung.

Berita Rekomendasi

Dimana saat ini telah mencapai 1.100 ton dan masih berproses pendistribusian ke Solo Raya 100 ton.

"Dengan pasokan jagung yang lancar akan dapat menurunkan biaya produksi,” tuturnya.

Upaya stabilisasi harga pakan ini, menurut Arief, harus diiringi dengan kolaborasi bersama stakeholder, termasuk kementerian/lembaga terkait.

“Berdasarkan Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT), biaya pakan berkontribusi sebesar 67 persen dari biaya pokok produksi telur, dengan 50 persen pakan adalah jagung giling,” ujarnya.

Selain itu, dilakukan juga upaya bantuan pangan telur dan daging ayam untuk menurunkan stunting yang saat ini tengah digelontorkan pemerintah kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).

Hal tersebut menjadi salah satu langkah strategis untuk mengendalikan keseimbangan harga telur dari hulu hingga hilir.

"Bantuan pangan terus kita dorong ditingkatkan intensitas penyalurannya melalui BUMN Pangan ID FOOD, karena selain membantu penurunan stunting juga membantu masyarakat mengurangi pengeluaran pembelian telur, selain itu menjaga produksi di tingkat peternak diserap dengan harga yang baik," imbuhnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas