Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tingkatkan Volume dan Nilai Transaksi Perdagangan, RI dan Iran Akan Tandatangani Perjanjian PTA

Indonesia dan Iran akan segera menandatangani perjanjian Preferential Trade Agreement (PTA).

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
zoom-in Tingkatkan Volume dan Nilai Transaksi Perdagangan, RI dan Iran Akan Tandatangani Perjanjian PTA
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ilustrasi ekspor impor. Indonesia dan Iran akan segera menandatangani perjanjian preferential Trade Agreement (PTA). Perjanjian antara Indonesia dan Iran ini akan memberikan akses lebih besar untuk produk-produk lokal seperti makanan olahan, hasil farmasi, karet dan produk karet, tekstil dan produk tekstil, serta kendaraan bermotor. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan Iran akan segera menandatangani perjanjian Preferential Trade Agreement (PTA).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan perjanjian ini menjadi pencapaian signifikan bagi kedua negara.

Baca juga: Kemendag Ungkap Sejumlah Arah Kebijakan Perdagangan 2023-2024, Prioritas Jaga Stabilitas Harga Bapok

"PTA Indonesia dan Iran ini akan memberikan satu kesempatan yang lebih besar bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan perdagangan, baik volume maupun nilai transaksi dari perdagangan yang ada," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (22/5/2023).

Naskah PTA ini akan ditandatangani menteri perdagangan kedua negara di sela-sela kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Indonesia pada 23–24 Mei 2023.

Djatmiko mengatakan, saat ini perdagangan antara Iran dan Indonesia tak begitu besar. Namun, melalui PTA ini, ia optimis angkanya akan meningkat.

"Sekarang kita dengan Iran memang tidak begitu besar. Sekitar 250 juta dolar AS. Kita menikmati surplus yang cukup besar. Lebih dari 200 juta. Jadi, kita yakin bahwa dengan adanya PTA ini, transaksi perdagangan kita dengan Iran akan meningkat," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Perjanjian antara Indonesia dan Iran ini akan memberikan akses lebih besar untuk produk-produk lokal seperti makanan olahan, hasil farmasi, karet dan produk karet, tekstil dan produk tekstil, serta kendaraan bermotor.

Baca juga: Nasib Eks Dirjen Daglu Kemendag dkk dalam Kasus Minyak Goreng: Hukuman Diperberat MA

Sebaliknya, dari sisi Indonesia, akan memberikan kesempatan yang lebih besar melalui fasilitas tarif rendah bagi produk-produk Iran seperti bahan bakar mineral, minyak dan turunannya, bahan kimia, besi dan baja, farmasi, mesin, peralatan mekanik, makanan olahan, buah-buahan, kacang-kacang-kacangan, gandum, serta produk perikanan.

"Ini penting karena kita melihat Iran sebagai pasar yang sangat strategis di kawasan Timur Tengah. Iran memiliki kemampuan ekonomi yang besar dan sumber daya alam yang luar biasa besar," ujar Djatmiko.

Ia mengatakan selama ini Indonesia dan Iran kerap dihadapi tantangan dalam berdagang, salah satunya mengenai tarif yang tinggi.

"Kita melihat masih ada semacam barrier dari kedua belah pihak berupa tarif. Sehingga kita sepakat untuk ini perlu di-adjust. Perlu dikurangi. PTA ini langkah awal," katanya Djatmiko.

Ia berharap PTA ini juga berpotensi membuka lebih luas lagi jaringan Indonesia ke negara lain, terutama di kawasan Asia Tengah.

"Ini akan membuka kesempatan kita masuk ke kawasan-kawasan di sekitar. Ada Armenia, Azerbaijan, Afghanistan, bahkan Turki," kata Djatmiko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas