Dilanda Krisis Pasokan, Ford PHK 700 Pekerja di Pabrik EV Amerika
Ford Motor kembali merumahkan 700 karyawan pekan ini setelah dilanda krisis pasokan suku cadang, Senin (16/10/2023).
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Ford Motor kembali merumahkan 700 karyawan pekan ini setelah dilanda krisis pasokan suku cadang, Senin (16/10/2023).
Dalam keterangan tertulis, Ford menjelaskan pemutusan hubungan kerja (PHK) akan dilakukan mulai pekan ini untuk ratusan karyawan di pabrik Michigan yang memproduksi pickup listrik Lightning F-150.
“Masalah rantai pasokan memaksa kami mengurangi satu dari tiga shift di pabrik Michigan, pemangkasan berlaku Senin dan akan mempengaruhi sekitar 700 pekerjaan,” jelas juru bicara Ford Motor dikutip dari Reuters.
Sebelum PHK ini terjadi, serikat pekerja otomotif United Auto Workers (UAW) sempat memprediksi Ford dalam waktu dekat akan melakukan pemangkasan karyawan lantaran perusahaan otomotif itu terdampak krisis pasokan suku cadang pasar global.
Ford mulai kesulitan mendapat pasokan suku cadang dengan harga terjangkau. Kondisi ini diperparah oleh anjloknya penjualan F-150 EV di pasar AS sebesar 46 pada kuartal ketiga tahun 2023.
Menambah kerugian yang telah mengalami pembengkakan kerugian sebesar sebanyak 2 miliar dolar AS akibat terpengaruh lonjakan harga baterai listrik, bahan baku kendaraan hingga biaya pengiriman di tengah ancaman inflasi.
Serangkaian tekanan tersebut yang mendorong Ford untuk memangkas 700 karyawannya demi mencegah pembengkakan biaya operasional di tengah gejolak ekonomi global dan potensi perang harga yang menghantam industri otomotif.
Baca juga: Gandeng MTF, Ford Lego Everest Titanium dan Ranger Wildtrak dengan Penawaran Menarik
PHK seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Ford Motor, pada akhir Oktober kemarin produsen mobil EV ini sempat melakukan PHK ke 330 pekerja di pabrik cabang Chicago, Stamping Lima, dan Ohio Engine.
PHK dilakukan Ford usai para staff menggelar mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah sekitar 40 persen per jam serta peningkatan tunjangan pensiun dan tunjangan liburan serta cuti keluarga.
Baca juga: Saham Meroket, EV Vietnam Ternyata Lebih Bernilai dari Ford dan General Motors
Namun imbas mogok kerja ini, produksi mobil di pabrik Ford jadi terganggu selama sepekan hingga Ford merugi 145 juta dolar AS.
Khawatir masalah tersebut semakin mengancam produksi dan likuiditas perusahaan, Ford raksasa otomotif yang berbasis di Jerman itu akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK untuk kesekian kalinya.