Berkah Pembatasan Chip AS, Huawei Berpeluang Kuasai Pasar Semikonduktor Tiongkok
Pembatasan ekspor chip dan perangkat kecerdasan buatan (AI) yang diberlakukan pemerintah AS, membuka peluang bagi Huawei Technologies
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Pembatasan ekspor chip dan perangkat kecerdasan buatan (AI) yang diberlakukan pemerintah AS, membuka peluang bagi Huawei Technologies untuk memperluas penjualannya di pasar dalam negeri.
Bahkan berkat pembatasan tersebut, penjualan chip besutan Huawei diprediksi dapat membukukan lonjakan hingga perusahaan dapat meraup keuntungan 7 miliar dolar AS.
“Langkah AS yang belakangan membatasi pabrik Nvidia ke wilayah China. Menurut saya, sebenarnya memberikan hadiah besar bagi chip Ascend Huawei,” kata kepala analis pasar di broker Guotai Junan, Jiang Yifan.
Baca juga: Huawei Rilis Ponsel Baru, Ini Alasan Apple dan Amerika Serikat Khawatir
Proyeksi ini dilontarkan Yifan usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melarang Nvidia dan produsen semikonduktor lainnya untuk tidak mengekspor chip dan produk kecerdasan buatan canggih ke wilayah China.
Tak hanya China larangan ini juga berlaku untuk pengiriman chip ke Iran dan Rusia. Adapun aturan pembatasan ekspor chip akan mulai diberlakukan serentak dalam 30 hari kedepan, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Baca juga: Stellantis dan Foxconn Kerja Sama Dirikan Perusahaan Pembuat Chip Semikonduktor
Lewat kebijakan baru ini nantinya produksi produk chip AI akan berada di bawah pengawasan parameter Departemen Perdagangan AS. Sementara untuk proses ekspor produk chip para, produsen asal AS di haruskan untuk melaporkannya ke otoritas terkait.
Meski pembatasan tersebut dapat memicu perlambatan ekonomi bagi Amerika dan China, Namun Biden menilai pengetatan harus dilakukan untuk mencegah China menyelundupkan semikonduktor buatan AS.
Terbukti pasca kebijakan ini diberlakukan, perusahaan teknologi di China dan Tiongkok mulai kelimpungan mendapatkan bahan baku chip, ini lantaran hampir 90 persen perusahaan menggantungkan produk chip Nvidia.
Kesempatan tersebut yang kemudian dimanfaatkan oleh Huawei untuk menggenjot penjualan produk chip dan komputasi mentah termasuk unit pemrosesan grafis (GPU) A100 dan H100.
“Kemitraan kami sekarang bertujuan untuk memungkinkan LLM yang dikembangkan di dalam negeri dibangun dengan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang dikembangkan di dalam negeri,” kata Jiang.