Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bisnis Ritel Matahari dan Hero Lesu, Pengamat Bilang karena Faktor Musiman dan Disrupsi

Aktivitas bisnis di sektor ritel terlihat lesu pada kuartal III-2023, pemicunya antara lain karena faktor musiman dan disrupsi toko online.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Bisnis Ritel Matahari dan Hero Lesu, Pengamat Bilang karena Faktor Musiman dan Disrupsi
TRIBUNNEWS/HO
Pengunjung melihat-lihat pakaian di gerai Matahari Departement Store di Lippo Mall Kemang Jakarta, Kamis (29/9/2016). TRIBUNNEWS/HO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivitas bisnis di sektor ritel terlihat lesu pada kuartal III-2023. Beberapa emiten pasar modal di sektor ritel yang kinerjanya lesu antara lain Matahari (LPPF), Hero Supermarket (HERO), dan Matahari Putra Prima (MPPA).

Mengutip hasil Survei Penjualan Ritel Bank Indonesia (BI), Indeks Penjualan Riil (IPR) pada bulan September 2023 sebesar 200,2 atau turun 1,9 persen MoM dari 204,1 pada bulan sebelumnya.

Pengamat bisnis Teguh Hidayat berpendapat, tren bisnis ritel lesu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, dipengaruhi oleh faktor musiman. Pada kuartal III-2023 semua sektor ritel sepi karena tidak adanya momentum pada periode tersebut.

Momentum hari-hari besar perayaan agama seperti Lebaran memang membantu menggenjot penjualan pebisnis ritel.

"Pada kuartal lalu, ada momentum Lebaran, hari libur, sehingga orang-orang pada belanja baju dan seterusnya. Kinerja ritel bagus pada saat itu. Akan tetapi, memasuki kuartal III memang tidak ada momentum tertentu. Nanti, ketika kuartal IV akan ramai lagi ketika ada musim Natal dan Tahun Baru," ujar Teguh dikutip Kontan, Senin (30/10/2023).

Kemudian, faktor kedua adalah disrupsi dari adanya toko online atau online shop. Menurut Teguh, saat ini orang-orang mengunjungi toko offline itu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sembako.

Untuk berbelanja fashion atau baju, orang-orang lebih memilih berbelanja di e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia.

Baca juga: Strategi Peritel Bertahan di Tengah Gempuran E-Commerce

Berita Rekomendasi

"Faktor kedua ini cukup signifikan berpengaruh terhadap kinerja emiten di sektor ritel," ungkap Teguh.

Namun, sejumlah ritel tetap bertahan di tengah gempuran e-commerce, contohnya adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk.

Gerai ritel yang dikelola oleh perusahaan tersebut di antaranya adalah Starbucks, Subway, Zara, dan lain-lain. Menurut Teguh, perusahaan ini kuat karena memanfaatkan sektor offline untuk menawarkan pengalaman "nongkrong".

"Perusahaan seperti Matahari, memang memiliki official account di Shopee dan Tokopedia, mereka memang sudah bagus memiliki toko online juga. Akan tetapi, belum terlalu fokus ke situ (toko online) dan perlu dikembangkan," ujarnya.

Baca juga: Banyak Peritel Tumbang, Cotton On Kembali Buka Megastore di Jakarta

Menurutnya, upaya tersebut sudah bagus, tetapi selain itu Mitra Adiperkasa tetap kuat di sektor offline karena mereka tidak hanya menawarkan pengalaman berbelanja, tetapi juga pengalaman nongkrong, ini yang tidak bisa diperoleh dari online," ucap Teguh.

Menurutnya, perusahaan ritel kini harus adaptasi mencari side strategies yang dapat menggaet konsumen agar datang ke toko offline. Saat ini, ritel harus beradaptasi dengan hadirnya e-commerce.

Baca juga: Peritel AEON Buka Outlet Baru di Tangerang Raya

"Apa yang terjadi sekarang ini, tidak terjadi sepuluh tahun yang lalu. Dulu tidak ada Tokopedia dan Shopee, sehingga perusahaan ritel aman-aman saja. Akan tetapi, sekarang ya mau tidak mau harus beradaptasi" ujar Teguh.

Laporan reporter: Shobihatunnisa Akmalia | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas