Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Serikat Buruh Soroti Pasal PP Tentang Pengupahan, Begini Alasan Mereka

Said Iqbal menilai beberapa pasal dalam aturan tersebut, memungkinkan agar upah minimum tidak naik.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Serikat Buruh Soroti Pasal PP Tentang Pengupahan, Begini Alasan Mereka
WARTAKOTA/YULIANTO
Ratusan massa dari Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Buruh Seluruh Indonesia (KSPSI) berdemo di depan Kantor Peserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Indonesia di Menara Thamrin Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023). Dengan membawa atribut dan bendera negara Palestina, mereka menuntut agar PBB menghentikan peperangan antara Israel dan Palestina. Warta Kota/Yulianto 

“Jadi penetapan indeks tertentu sebesar 0,10 – 0,30 jelas-jelas kebijakan yang berorientasi kepada upah murah,” tegas Said Iqbal.

Hal ini berbeda dengan yang diusulkan KSPI dan Partai Buruh, nilai indeks tertentu yaitu 1,0 sampai dengan 2,0.

Tidak cukup sampai di sini, ketika nilai Upah minimum tahun berjalan pada wilayah tertentu melebihi rata-rata konsumsi rumah tangga dibagi rata-rata banyaknya anggota rumah tangga yang bekerja pada provinsi atau kabupaten/kota, nilai penyesuaian Upah minimum dihitung dengan ketentuan adalah pertumbuhan ekonomi dikalikan indeks tertentu dan upah minimum berjalan.

Tidak memasukkan inflansi. Padahal inflasi artinya nilai uang berkurang, sehingga bisa dipastikan kenaikan upah yang tidak memperhatikan inflansi akan menyebabkan buruh kehilangan daya beli.

Menyikapi hal itu, menurut Said Iqbal, mogok nasional sudah bisa dipastikan akan menjadi pilihan buruh. Jadi, pada akhir November, 5 juta buruh 100 ribu lebih perusahaan akan berhenti operasi.

"Aksi Mogok Nasional ini menggunakan dasar hukum yang jelas. Yakni UU No. 9 Tahun 1998, tentang kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum. Dan UU No. 21 Tahun 2000 tentang serikat buruh, yang di dalam Pasal 4, salah satu fungsi serikat adalah mengorganisir pemogokan," tegasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas