Nilai Tukar Rupiah Makin Melemah, Menperin Agus Gumiwang Sebut Bikin Bengkak Produksi
Selain memengaruhi ongkos produksi, melemahnya rupiah juga berdampak pada logistik dan non-production cost lainnya.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah usai momen Lebaran 2024.
Pada Selasa (16/4/2024) pukul 13.00 WIB rupiah berada di angka Rp 16.158,95 terhadap 1 dolar AS.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan melemahnya rupiah memengaruhi kondisi manufaktur di dalam negeri.
"Rupiah sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi manufaktur di Indonesia. Kalau rupiahnya melemah, dia akan membawa dampak terhadap impor bahan baku yang masih belum tersedia di Indonesia, lalu bahan penolong dan itu pasti akan memengaruhi dari cost of production," tutur Agus usai Halal Bihalal Kementerian Perindustrian, di Kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (16/4/2024).
Baca juga: Rupiah Anjlok Imbas Data Inflasi AS dan Ketegangan Timur Tengah
Selain memengaruhi ongkos produksi, melemahnya rupiah juga berdampak pada logistik dan non-production cost lainnya.
Langkah menjaga kestabilan industri dalam negeri di tengah melemahnya nilai tukar rupiah ialah bekerja sama dengan negara-negara penyedia bahan baku.
"Salah satu opsi yang bisa kita ambil adalah dengan melakukan kerja sama dengan negara yang memang selama ini menjadi pemasok utama dari bahan baku maupun bahan penolong industri, misalnya China," jelas Menperin.
Strateginya ialah kolaborasi dalam currency, seperti ada swap currency antara yuan China dengan rupiah Indonesia.
Dampak lain dari melemahnya mata uang Indonesia juga akan membuat produk buatan dalam negeri kurang memiliki daya saing
"Di sisi lain juga, kalau rupiah melemah, kita bisa melihat bahwa harga pasti akan jauh lebih mahal, sehingga akan mempengaruhi daya saing dari produk-produk kita," imbuh Agus.