Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Sebut Kemajuan Industri Tanah Air Tertahan Regulasi, Diputuskan Pusat Tak Dijalankan Daerah

Investasi sektor industri pengolahan nonmigas hanya Rp 186,79 triliun. Angka tersebut meningkat hingga Rp 565,25 triliun pada tahun 2023.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonom Sebut Kemajuan Industri Tanah Air Tertahan Regulasi, Diputuskan Pusat Tak Dijalankan Daerah
dok. Sinar Mas
Kawasan Industri. Pada 2014, investasi sektor industri pengolahan nonmigas hanya Rp 186,79 triliun. Angka tersebut meningkat hingga Rp 565,25 triliun pada tahun 2023. 

Pada 2020, nilai output industri tercatat 210,4 miliar dolar AS, kemudian meningkat ke 228,32 miliar dolar AS pada 2021 dan kembali meningkat sebesar 241,87 miliar dolar AS pada 2022.

Sementara hingga September 2023, nilai output sektor industri dalam negeri telah mencapai sekitar 192,54 miliar dolar AS.

Peningkatan investasi dalam industri manufaktur Indonesia memerlukan berbagai langkah-langkah yang terkoordinasi.

Pertama, pemerintah perlu memberikan insentif yang menarik bagi investor seperti, keringanan pajak, subsidi atau kemudahan dalam perizinan berusaha.

Kedua, infrastruktur yang memadai juga menjadi penting untuk mendukung operasi industri manufaktur seperti, jalan, pelabuhan dan listrik.

"Peningkatan investasi dalam infrastruktur menjadi kunci untuk kelancaran sektor ini. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi juga menjadi prioritas," ucap Yusuf.

Menurutnya, inovasi menjadi kunci utama dalam upaya meningkatkan daya saing manufaktur dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah harus mendukung dengan menyediakan dana penelitian dan pengembangan serta mendorong kerja sama antara industri dan akademisi.

Berita Rekomendasi

Ketiga, peningkatan efisiensi operasional melalui penerapan teknologi baru dan manajemen rantai pasokan yang lebih baik.

Keempat, ekspansi pasar ke luar negeri yang didukung oleh promosi produk Indonesia di pasar internasional dan perjanjian perdagangan bebas.

"Ini ada hubungannya dengan bagaimana mendorong industri manufaktur di dalam negeri itu terlibat lebih banyak dan lebih besar dalam rantai pasok industri manufaktur global, sehingga nantinya produk-produk yang dihasilkan di dalam negeri bisa juga dijual untuk berbagai negara ketika memang tergabung dalam rantai pasok ini," paparnya.

Kelima, kebijakan pemerintah yang konsisten dan berkelanjutan. "Ini diperlukan untuk memberikan kepastian bagi investor," imbuh Yusuf.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas