Sri Mulyani Ungkap Kondisi APBN Seperti Timnas U-23 Indonesia, Performa Keduanya Baik dan On-track
Menkeu Sri Mulyani mengibaratkan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seperti Tim Nasional Indonesia U-23.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Dengan situasi ini, Sri Mulyani mengklaim perekonomian Indonesia masih terjaga baik.
Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 masih berada di sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga Maret ini, Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia masih tetap ekspansif di 54,2, kemudian Indeks Keyakinan Konsumen masih tinggi di angka 123,8, Mandiri Spending Index tetap tumbuh di 46,9, dan Indeks Penjualan Rill juga positif di 3,5 persen. Inflasi juga relatif terkendali di 3,05 persen.
"Untuk itu, APBN akan terus dikelola dengan penuh kehati-hatian serta responsif terhadap risiko global yang sangat dinamis," pungkas Sri Mulyani.
APBN Maret 2024 Surplus
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat, kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus Rp 8,1 triliun atau setara 0,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir Maret atau pada kuartal I 2024.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).
"Posisi total dari APBN kita masih surplus 8,1 triliun atau 0,04 persen dari GDP. Dari sisi keseimbangan primer surplus Rp 122,1 triliun," kata Sri Mulyani.
Bendahara negara merincikan, realisasi pendapatan negara hingga akhir Maret sebanyak Rp 620,01 triliun atau setara 22,1 persen dari target atau turun 4,1 persen secara tahunan (year on year/YoY).
"Ada penurunan 4,1 persen seperti diketahui bahwa tahun 2022, 2023 growth dari penerimaan negara sangat tinggi. Jadi walaupun kita memahami akan ada koreksi kita tetap hati-hati. Jadi dalam hal ini penurunan 4,1 persen YoY," tutur Sri Mulyani.
Kemudian dilihat dari sisi belanja, pemerintah telah membelanjakan Rp 611,9 triliun atau setara 18,4 persen dari pagu anggaran. Sri Mulyani bilang, pendorong utama belanja negara yaitu adanya kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung pada Februari 2024 lalu.
"Jadi kalau penerimaan negara kita mengumpulkan 22,1 persen dari target, belanja 18,4 persen dalam 1 kuartal ini. Dan kalau kita lihat belanja kuartal pertama ini Januari sampai Maret, 18 persen kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya," ucap dia.
"Ini berarti ada belanja-belanja yang cukup front loading seperti penyelenggaraan Pemilu," sambungnya.