Pengusaha Rental Mobil Tewas Dikeroyok di Pati, BRN Bali Minta Presiden Jokowi Beri Perhatian Khusus
Buser Rent Car Nasional (BRN) Korda Bali memberi tanggapan terkait kasus meninggalnya pengusaha rental mobil di Pati, Jawa Tengah karena dikeroyok.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi pengusaha rental di Indonesia, Buser Rent Car Nasional (BRN) Korda Bali memberi tanggapan terkait kasus meninggalnya pengusaha rental mobil di Pati, Jawa Tengah karena dikeroyok massa.
Bos rental mobil asal Jakarta, BH (52) beserta tiga rekannya, SH (28), KB (54), dan ES (37) dikeroyok sejumlah warga Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Pati, Kamis (6/6/2024).
Tak cuma itu, mobil berwarna putih yang mereka bawa dari Jakarta dibakar massa.
Empat orang itu dicurigai warga sebagai komplotan maling mobil. Padahal, mereka hendak mengambil kendaraan rental yang belum dikembalikan menggunakan kunci cadangan.
BH dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan, sementara tiga lainnya dirawat di RSUD RAA Soewondo Pati.
Humas BRN Korda Bali, Dendi Satrio mengaku sangat prihatin dan mengucapkan belasungkawa sebesar-besarnya apa yang terjadi di Pati tersebut.
"BRN Korda Bali mengimbau masyarakat agar tidak main hakim sendiri tanpa ada pihak kepolisian yang menengahi dan meminta untuk kepolisian Pati agar mengusut tuntas pengeroyokan terhadap pengusaha rental yang ingin mengambil unitnya tersebut,” ungkap Dendi kepada Tribun, Minggu (9/6/2024).
Dendi yang juga pelaku rental mobil mendorong kepolisian untuk dapat menangani kasus-kasus yang melibatkan penggelapan mobil rental yakni 3P: Pemetik, Penadah, Pembeli.
"Ini merupakan tugas aparat kepolisian agar kasus-kasus penggelapan mobil bodong di Indonesia tidak marak terjadi dan tidak ada lagi nyawa yang terenggut karena kasus ini seperti yang terjadi pada pemilik rental mobil di Pati tersebut," ungkapnya.
Selain itu, BRN Korda Bali meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi perhatian terhadap kasus main hakim sendiri yang berujung kematian ini.
Ia berharap Presiden membentuk satuan tugas (satgas) dalam menelusuri pembunuhan pengusaha rental mobil di Pati.
Baca juga: Mobil Rental Maut Diparkir di Halaman Rumahnya, Aris: Saya Cuma Pinjam, Dikabari Mobil Dibawa kabur
“Kami bersuara agar Presiden Jokowi membuat satgas untuk mengusut pembunuhan pengusaha rental mobil di Pati yang baru saja terjadi,” ujarnya.
BRN Bali turut mengingatkan kepada para pengusaha rental agar meningkatkan kewaspadaan akan kejahatan rental.
Baru-baru ini, ia menyebut ada prestasi mengesankan dicetak BRN Korda Bali.
"Hari Kamis, tanggal 6 Juni kemarin, terjadi sebuah penggelapan unit mobil rental yang dimiliki oleh anggota BRN Korda Bali yang ditemukan di wilayah Canggu."
"Pelaku diketahui merupakan seorang Perempuan yang menyewa mobil dari salah satu anggota BRN Korda Bali tersebut. Dengan sigap, BRN Korda Bali pada detik itu juga mencari dan mengamankan mobil yang digadaikan oleh tersangka," ungkapnya.
BRN Korda Bali, lanjutnya, berusaha semaksimal mungkin untuk memberantas kejahatan yang terjadi pada mobil rental.
"Kami melakukan semua hal ini tentu agar tidak ada lagi pemilik rental yang mengalami kerugian besar karena adanya kasus-kasus penggelapan mobil rental baik yang terjadi di Bali maupun di seluruh wilayah Indonesia," tutur pemilik usaha rental mobil Bikini Garage itu.
2 Orang Terduga Provokator Diamankan
Dikutip dari Tribun Jateng, Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Muhammad Alfan Armin mengatakan, polisi mengamankan dua pelaku dalam kasus tewasnya bos rental mobil di Pati, Jawa Tengah.
Namun polisi belum menyampaikan identitas maupun inisial terduga provokator.
Diketahui dari hasil identifikasi, empat orang korban pengeroyokan ialah BH (52) warga Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kemudian SH (28) warga Koja Jakarta Barat, KB (54) warga Kedungbanteng Kabupaten Tegal, dan ES (37) warga Pulogadung Jakarta Timur.
Kompol Alfan menjelaskan, BH meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke RSUD Kayen.
Adapun SH, KB, dan ES saat ini menderita luka-luka di sekujur tubuh dan dirawat di RSUD RAA Soewondo Pati.
"Berdasarkan hasil penyidikan yang kami lakukan, atas peristiwa kemarin. Keterangan dari korban pengeroyokan yang masih bisa kami interogasi, awal mula mereka berangkat dari Jakarta menuju Pati, diajak BH untuk mengambil mobil rentalan miliknya," kata Alfan di kantor Satreskrim Polresta Pati, Jumat (7/6/2024).
Berdasarkan pelacakan GPS, mobil tersebut berada di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Pati.
Mereka pun mendatangi lokasi dengan mengendarai mobil Sigra berwarna putih.
"Sampai lokasi, mereka menemukan mobil itu dan langsung mengambilnya dengan kunci cadangan," ucap Alfan.
Mereka langsung mengambil mobil tersebut dengan kunci cadangan, tanpa menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu.
Apes, warga yang melihat mereka meneriaki maling sehingga mereka dikejar dan dianiaya oleh massa.
Polsek Sukolilo yang mendapat laporan segera datang meredam amuk massa dan melakukan evakuasi terhadap korban.
Kompol Alfan menjelaskan, menurut keterangan AG (Aris-red.) yang pihaknya diperiksa sebagai saksi, mobil tersebut dia pinjam dari saudaranya.
Dia menambahkan, dengan adanya korban luka dan meninggal ini, pihaknya melakukan penyelidikan dan saat ini telah menahan dua orang yang diduga sebagai provokator terkait pengeroyokan ini.
Sementara, warga Sumbersoko yang rumahnya jadi tempat parkir mobil, Aris mengatakan bahwa mobil tersebut dia pinjam dari seorang teman.
"Kejadian sekira pukul 13.00."
"Saya saat itu sedang kerja, tidak di rumah."
"Istri dikabari warga, mobil dibawa kabur sama para pelaku," kata Aris di kediamannya, Kamis (6/6/2024) malam.
Dia menyebut, siang saat kejadian, mobil yang dia pinjam dari seorang teman itu tengah terparkir di depan rumah.
Sementara kuncinya berada di dalam kamar.
"Saat ini mobilnya sudah dibawa pemilik aslinya."
"Itu bukan mobil saya."
"Saya cuma pinjam," ucap dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Korban Amuk Massa di Pati Ternyata Bukan Maling Mobil, 2 Terduga Provokator Ditahan, Ini Ceritanya
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunJateng/Mazka)