Menperin Ajak Sanko Holding Investasi di Industri Energi dan Makanan-Minuman
Sanko Enerji saat ini telah memiliki sejumlah pembangkit listrik dari hydroelectric, angin dan panas bumi dengan kapasitas terpasang 1.000 MW.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu petinggi grup perusahaan manufaktur terbesar di Turki, Sanko Holding, saat kunjungan ke negara tersebut.
Sanko Holding bergerak di industri tekstil, pengemasan, energi, konstruksi, semen dan bangunan, serta real estate.
"Dalam pertemuan kemarin, kami mendorong Sanko Holding untuk memperluas investasinya ke sektor hilir, juga ke sektor energi," tutur Menperin di Jakarta, Minggu (9/6/2024).
Menperin mendorong Sanko untuk berinvestasi pada sektor hilir, seperti industri pengolahan tuna dan galangan kapal.
Peluang ini bisa dikembangkan Sanko, terlebih perusahaan akan mengembangkan budi daya tuna di Biak, Papua dan membuat kapal pengolah tuna.
Tuna adalah komoditas yang sangat melimpah di sekitar Biak, Papua sehingga masih sangat potensial untuk membangun industri pengolahan tuna di wilayah tersebut.
Di sektor energi, Menperin mengajak anak perusahaan Sanko Holding, untuk berinvestasi di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia, yang saat ini memiliki tingkat utilisasi rendah.
"Terdapat sekitar 69 bendungan di Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan Sanko Holding untuk mengembangkan lini energinya di Indonesia," jelas Agus.
Baca juga: Menperin Undang Raksasa Manufaktur Turki Inves di Sektor Energi Indonesia
Sanko Enerji saat ini telah memiliki sejumlah pembangkit listrik dari hydroelectric, angin dan panas bumi dengan kapasitas terpasang 1.000 MW.
Peluang investasi yang ditawarkan oleh Menperin juga mendorong Sanko Holding untuk berpartisipasi dalam produksi energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia pada 2060.
Baca juga: Laju Manufaktur Melandai, Indonesia Didorong Jadi Negara Basis Ekspor
"Pihak Sanko menyambut baik tawaran tersebut dan akan membicarakan hal ini lebih lanjut," ucap Menperin Agus Gumiwang.
Selain itu, Sanko Holding juga memiliki industri tekstil dan kemasan yang juga perlu didorong investasinya di Indonesia.
Untuk tambahan, total investasi Turki di Indonesia pada kurun waktu 2019 hingga 2023 mencapai 42,758 juta dolar AS menempatkan Turki pada urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.
Artinya, masih terdapat peluang yang masih sangat besar bagi perusahaan-perusahaan asal Turki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.