Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pelindo Diminta Percepat Tangani Banjir Rob di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Pelabuhan Indonesia (Pelindo) diminta mempercepat penanganan rob di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
zoom-in Pelindo Diminta Percepat Tangani Banjir Rob di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Tribun Jateng
Barang yang hendak dikirim melalui layanan kepabean di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terendam air banjir rob. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, meminta jajaran PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk mempercepat penanganan rob di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Menurutnya, penanganan rob yang tidak maksimal akan berdampak pada biaya logistik menjadi lebih tinggi.

Hal itu dia sampaikan saat meninjau Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Minggu (16/6/2024).

Baca juga: Menhub Budi Karya: Kereta Otonom IKN Akan Uji Coba di Agustus 2024

“Rekayasa konstruksi harus dilakukan secara lebih tepat. Lalu saya minta agar dipercepat. Karena, kalau tidak cepat, barang-barang di Jawa Tengah jadinya tidak semuanya ke Pelabuhan Tanjung Emas, sebagian akan ke Jakarta atau Surabaya," kata Menhub Budi dalam keterangannya, dikutip Senin (17/6/2024).

"Hal ini membuat ongkos logistik bisa menjadi lebih tinggi," imbuhnya menegaskan.

Ratusan sopir truk mengantre di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, akibat pelabuhan lumpuh akibat banjir rob, Selasa (24/5/2022)
Ratusan sopir truk mengantre di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, akibat pelabuhan lumpuh akibat banjir rob, Selasa (24/5/2022) (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

Saat ini akumulasi rob di Pelabuhan Tanjung Emas telah mencapai 11 sentimeter. Menhub mengatakan, akumulasi tersebut terjadi karena tinggi rob yang datang mencapai 5 sentimeter dan daratan pelabuhan turun sebanyak 6 sentimeter.

BERITA TERKAIT

Menhub Budi menyampaikan, Pelindo juga perlu mencari teknologi yang dapat menangani masalah tersebut secara permanen, seperti yang sudah diterapkan di pelabuhan-pelabuhan Jakarta dan Surabaya. Sebab, kenaikan air laut akan terus terjadi.

"Kalau dibuat dengan struktur yang lebih baik lagi, maka rob ada, tapi penurunan pelabuhan tidak terjadi. Rob ini tidak hanya ada di Pelabuhan Tanjung Emas, tapi terjadi di seluruh Pantai Jawa," ujarnya.

Baca juga: Menhub Budi Targetkan Bandara IKN Mulai Beroperasi 1 Agustus 2024

Adapun Pelindo sendiri telah menganggarkan biaya sebesar 1,2 triliun untuk melakukan rekayasa konstruksi sebagai penanganan masalah tersebut. Pengerjaannya sudah dilakukan sejak tahun lalu dan ditargetkan selesai pada 2028.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas