Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rekrutmen Garuda Tak Cantumkan Syarat Minimal IPK, Dirut: di Bawah 3 Belum Tentu Bodoh, Seperti Saya

Dalam menjalankan program MT, manajemen Garuda Indonesia mengaku kerap mengambil lulusan yang memiliki IPK di bawah 3,0.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Rekrutmen Garuda Tak Cantumkan Syarat Minimal IPK, Dirut: di Bawah 3 Belum Tentu Bodoh, Seperti Saya
TRIBUN/DANY PERMANA
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Dalam menjalankan program MT, manajemen Garuda Indonesia mengaku kerap mengambil lulusan yang memiliki IPK di bawah 3,0. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak selamanya rekrutmen karyawan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus memiliki prestasi akademik yang mentereng.

Yakni minimal harus memiliki ijazah sarjana Strata-1 (S1) dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif alias IPK senilai 2,0.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra saat melakukan rapat kerja bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Materi Tes Kemampuan Bidang Rekrutmen Bersama BUMN 2024

Awalnya, Irfan menceritakan bahwa Garuda Indonesia kerap membuka program Management Trainee alias MT.

Yaitu merupakan program pelatihan manajemen yang bertujuan mendapatkan kandidat yang punya kualitas serta potensi untuk menempati posisi manajerial.

Dalam menjalankan program MT, manajemen Garuda Indonesia mengaku kerap mengambil lulusan yang memiliki IPK di bawah 3,0.

BERITA TERKAIT

"Kita melakukan rekrutmen Management Trainee 100 orang kemaren. Yang mendaftar 30 ribu. Kita mungkin akan tambahkan dan syaratkan minimal S1 minimal di bawah 28 tahun," ungkap Irfan dalam paparannya.

"Kita enggak rasis. Salah satunya kita tidak mensyaratkan indeks prestasi di atas 3, karena yang di bawah 3 belum tentu bodoh. Seperti saya di bawah 3," sambungnya.

Selain itu, Irfan melanjutkan, Garuda Indonesia juga tidak selalu memilih kandidat dari Universitas tertentu.

Juga, manajemen melakukan penyeimbangan kandidat yang tak melulu dari Jakarta.

"Kita juga nggak rasis dari universitas tertentu. Tapi kita coba dari 100 itu mem-balance buat mereka yang minoritas agama kita dahulukan, kita menerima management trainee agama budha, ada juga kita menerima asal Indonesia Timur," ungkap Irfan.

"Jadi kita seimbangkan semaksimal mungkin, jadi mesti tak selalu dari Jakarta. Bahkan dari mereka mengaku belom pernah naik pesawat," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas