10 Tahun Era Kepemimpinan Jokowi, Digitalisasi dan Produk Industri Lokal Terakselerasi
Presiden Jokowi fokus pada perkembangan elektrifikasi dan internet mendorong digitalisasi para pelaku usaha.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama 10 tahun era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, digitalisasi di sektor industri terakselerasi dengan baik berkat program Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan pada 2018.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan Presiden fokus pada perkembangan elektrifikasi dan internet mendorong digitalisasi para pelaku usaha.
"Menurut Bapak Presiden, cakupan elektrifikasi dan internet yang semakin diperluas, akan turut mendukung pembangunan ekosistem untuk mendorong digitalisasi bagi pelaku usaha dan upaya pengembangan startup di Indonesia. Upaya ini akan melahirkan semakin banyak entrepreneur muda berkualitas di negeri ini," tutur Agus di Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: Buka Banyak Peluang, Menko Marves Apresiasi SKK Migas Atas Penerapan Digitalisasi Hulu Migas
Selain itu, pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Presiden kembali mengingatkan pentingnya penggunaan produk dalam negeri.
Dukungan terhadap produk dalam negeri ini mendapat perhatian khusus dengan memprioritaskan belanja APBN, APBD dan BUMN melalui pengadaan barang dan jasa.
"Sesuai yang disampaikan Bapak Presiden, karena kita ingin apa yang berasal dari rakyat, dapat kembali ke rakyat dan bermanfaat maksimal untuk rakyat," ucap Menperin.
Guna memacu penggunaan produk dalam negeri, Kemenperin telah melaksanakan Business Matching 2024 di Bali beberapa waktu lalu, dengan mencatatkan nilai komitmen pembelian produk dalam negeri pada pengadaan barang jasa pemerintah sebesar Rp 1.428,25 triliun.
Angka ini berasal dari komitmen dari kementerian, lembaga dan pemerintah daerah sebesar Rp 585,69 triliun serta komitmen dari BUMN sebesar Rp 842,56 Triliun.
"Angka tersebut jumlahnya lebih tinggi dibandingkan pada periode sebelumnya yang hanya mencapai angka komitmen sebesar Rp 1.157,47 triliun," ungkap Agus.
Kegiatan Business Matching 2024 yang dilaksanakan tersebut mendapat antusias luar biasa karena diikuti sebanyak 4.437 peserta.
Mereka terdiri dari perwakilan kementerian, lembaga, pemerintah daerah (K/L/PD), badan usaha, asosiasi dan perusahaan industri.
Selain itu, telah tercapai realisasi penyerapan produk dalam negeri sebesar Rp 213,68 triliun yang berasal dari realisasi K/L/PD sebesar Rp 146,94 triliun dan BUMN sebesar Rp 66,74 triliun.
Angka ini jumlahnya lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai angka realisasi sebesar Rp 181 Triliun.
"Kami optimistis, jumlah ini masih akan terus bertambah dan diharapkan dapat mencapai Rp 250 triliun di akhir triwulan I-2024," ujar Agus.