Dua Alasan Penggunaan Material Kayu jadi Bahan Baku yang Ramah Lingkungan
Sebagai material biologi kemampuan kayu dalam hal menyerap karbon menjadi kelebihan utama dibandingkan material lain.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Acos Abdul Qodir
Sementara Founder and CEO-Architect, CONTRACTOR ART SPACE (CAS), Lutfi Primantara mengemukakan, pihaknya selaku perusaahan bidang industri kontraktor dan arsitektur menyambut baik sekaligus bangga dapat diundang oleh IRCOMM menjadi salah satu pembicara dalam acara webinar ini.
"Acara edukasi ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus menggunakan material keberlanjutan khususnya pada kayu karena kayu sebagai bahan struktur dan konstruksi bangunan sangat melekat dengan jati diri dan nilai budaya Indonesia, oleh karena itu arsitek Indonesia sebagai garda terdepan pembangunan harus sepenuh hati menjunjung tinggi. Terutama komitmen melestarikan lingkungan alam dan identitas arsitekturalnya," katanya.
Namun, agar implementasi di lapangan lebih realistis, penting agar para pihak meningkatkan kapasitas dan ketrampilan kerja konstruksi kayu melalui pendidikan dan pelatihan yang secara simultan dan belajar mengerjakan secara langsung.
Dalam pemaparan dari para narasumber pada acara webinar ini, ramah lingkungan bangunan dapat dinilai dari desain bangunan, materi bahan bangunan, energi yang digunakan dalam bangunan, proses pembangunan hingga asal sumber materi bahan bangunan tersebut.
Terdapat dua alasan penggunaan material kayu sebagai bahan baku gedung dan rumah yang lebih ramah lingkungan.
Pertama, produksi semen menggunakan bahan bakar fosil tak terbarukan, menyumbang 8 persen emisi global pada 2018 dari total 11 miliar ton emisi setara CO2.
Jumlah ini jauh lebih banyak ketimbang produksi emisi penerbangan yang hanya 2,4 persen.
Kedua, kayu meskipun sudah diolah tetap menyimpan karbon sepanjang kayu tidak musnah.
Fosil kayu yang terkubur di dalam tanah tetap menyimpan karbon yang diserap selama daur hidupnya yang akan mengurangi gas buang ke atmosfer yang menambah pemanasan global.
Daya serap karbon akan semakin tinggi seiring makin banyaknya jumlah bangunan yang memakai kayu.
Baca juga: Tanggapan Para Menteri Prabowo Soal Keharusan Pakai Mobil Dinas Maung Buatan Pindad
Isra Ruddin, CEO IRCOMM Norton Capital mengatakan, senang rasanya kami dapat mengajak banyak pihak lintas industri untuk berkolaborasi dalam kegiatan edukasi yang di khususkan bagi para arsitek di Indonesia.
"Semoga dengan adanya kegiatan webinar yang diinisiasi dan diprakarsai oleh IAI Jakarta dan mitra ini dapat memberikan dampak yang positif bagi industri terkait dan kami ucapkan terima kasih kepada CAS atas kesediaannya untuk berpartisipasi sebagai salah satu narasumber pada kegiatan ini," katanya.