Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sambut Baik Usulan Sri Mulyani, OJK Ingin Pendidikan Soal Saham Masuk ke Kurikulum SD

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginginkan agar pendidikan mengenai bursa saham dimasukkan ke kurikulum Sekolah Dasar (SD).

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sambut Baik Usulan Sri Mulyani, OJK Ingin Pendidikan Soal Saham Masuk ke Kurikulum SD
Bambang Ismoyo
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi 

Sebelumnya di tempat yang sama, ketika pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pendidikan tentang cara jual beli saham seharusnya sudah diajarkan sejak di bangku Sekolah Dasar (SD).

Pernyataan Sri Mulyani ini berawal dari responsnya terhadap permintaan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Mahendra meminta dukungan dari berbagai kementerian, lembaga, serta pemangku kepentingan lainnya untuk program pendalaman pasar saham.

Hal itu penting karena menurut Mahendra jumlah orang yang berpartisipasi di pasar saham masih tergolong kecil.

Sri Mulyani menyatakan bahwa Kementerian Keuangan siap mendukung berbagai ide guna meningkatkan partisipasi kementerian dan lembaga dalam pendidikan pasar saham.

Sri Mulyani kemudian berbagi pengalaman pribadinya tentang bagaimana ia sudah diajarkan cara jual beli saham sejak masih menjadi mahasiswi.

Ia mengatakan bahwa ia, Mahendra, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mempelajari soal saham sejak masa kuliah.

Berita Rekomendasi

Menurut Sri Mulyani, di era sekarang, seharusnya pendidikan mengenai saham tidak lagi baru diajarkan di bangku kuliah.

Namun, pendidikan mengenai saham seharusnya diajarkan sejak SD seperti bagaimana cara melakukan jual belinya.

"Seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi, tapi bahkan di tingkat sekolah dasar, sehingga mereka menjadi getting familiar with dengan bursa efek," kata Sri Mulyani.

Ia menekankan bahwa pendidikan saham sejak SD perlu dimasukkan ke kurikulum, sehingga para murid akan terbiasa dengan transaksi jual beli saham.

Apabila nanti masyarakat sudah mulai terbiasa dengan saham, para pemangku kepentingan lah yang harus bertanggungjawab bagaimana agar saham yang diperjualbelikan adalah saham yang sehat.

"Kita juga bertanggung jawab, Pak Mahendra, agar saham-saham yang dijualbelikan adalah saham-saham yang sehat, yang berasal dari fundamental perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan tata kelola baik," ujar Sri Mulyani

"Sehingga, masyarakat tidak merasa bahwa mereka membeli sebuah surat berharga yang ternyata tidak berharga. ini adalah tantangan kita semua," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas