UPDATE Kasus Corona di Jawa Barat 6 April: 263 Positif, 13 Sembuh, 29 Meninggal Dunia
Perkembangan kasus sebaran virus corona (Covid-19) di wilayah Jawa Barat per 6 April 2020.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Meninggal: 6
Daerah Istimewa Yogyakarta
Terkonfirmasi: 40
Sembuh: 1
Meninggal: 3
Bali
Terkonfirmasi: 43
Sembuh: 18
Meninggal: 2
Sumatera Utara
Terkonfirmasi: 26
Sembuh: 0
Meninggal: 4
Kalimantan Timur
Terkonfirmasi: 31
Sembuh: 1
Meninggal: 1
Papua
Terkonfirmasi: 26
Sembuh: 3
Meninggal: 2
Sumatera Selatan
Terkonfirmasi: 16
Sembuh: 1
Meninggal: 2
Lampung
Terkonfirmasi: 12
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Kalimantan Tengah
Terkonfirmasi: 20
Sembuh: 4
Meninggal: 0
Riau
Terkonfirmasi: 12
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Kalimantan Barat
Terkonfirmasi: 12
Sembuh: 2
Meninggal: 2
Sumatera Barat
Terkonfirmasi: 18
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Kepulauan Riau
Terkonfirmasi: 9
Sembuh: 2
Meninggal: 1
Kalimantan Selatan
Terkonfirmasi: 18
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Kalimantan Utara
Terkonfirmasi: 15
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Nusa Tenggara Barat
Terkonfirmasi: 10
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Sulawesi Tenggara
Terkonfirmasi: 7
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Aceh
Terkonfirmasi: 5
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Sulawesi Tengah
Terkonfirmasi: 4
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Sulawesi Utara
Terkonfirmasi: 5
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Jambi
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Bengkulu
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Kepulauan Bangka Belitung
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Papua Barat
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Sulawesi Barat
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Maluku
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Maluku Utara
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Data lengkap rincian tiap wilayah provinsi kasus corona dapat Anda simak melalui website covid19.go.id.
Baca: Bahaya Virus Corona Dapat Diketahui dari Gejala Ringan hingga Berat, Berikut 11 Cara Pencegahannya
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Sebelumnya, Achmad Yurianto mengatakan, keberadaan kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.
Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularan Covid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.
Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.
Masyarakat Garda Terdepan Pemutus Rantai Penularan Covid-19
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat merupakan garda terdepan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, ia pun mengimbau pada masyarakat agar tetap disiplin untuk mengikuti arahan berada di rumah, menjaga jarak, serta bekerja, belajar, beribadah dari rumah.
Wiku pun menyampaikan konsep yang harus dipegang dalam menghadapi wabah virus corona ini.
Baca: Kenali Gejala Corona dari Hari ke Hari, Demam Tinggi hingga Sulit Napas, Berikut Cara Pencegahannya
"Marilah kita semua dalam mencegah dan menangani Covid-19 ini, konsep yang kita pegang adalah 'kenali musuhmmu, kenali dirimu, seribu kali kau perang, seribu kali kau menang'," tutur Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube BNPB, Minggu.
"Kita perlu tahu siapa musuh kita, untuk melindungi diri kita. Mengenali musuh dan car penularannya melalui droplet yang masuk ke dalam tiga pintu utama yaitu mata, hidung, dan mulut, yang dibawa oleh jari kita," sambungnya.
Maka dari itu, Wiku menekankan, penggunaan masker kain tiga lapis serta mencuci tangan sangat penting untuk mencegah terjadinya penularan.
Wiku menyebutkan, Tim Pakar telah menyampaikan, terdapat tiga jenis masker yaitu masker kain, masker bedah, dan masker N95.
"Tenaga medis yang kontak dengan pasien harus menggunakan masker bedah, masker N95," kata Wiku.
"Ini masker kain untuk masyarakat, yang bisa digunakan oleh masyarakat," sambungnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)