Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jamu Anti Corona ala Arief Arief Poyuono , Bahan Ramuannya dari Kembang Lawang

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra FX Arief Poyuono memproduksi jamu Anti Virus Corona. Seperti apa bentuknya? Benarkah berkhasiat? Simak wawancaranya.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jamu Anti Corona ala Arief Arief Poyuono , Bahan Ramuannya dari Kembang Lawang
Tribunnews/JEPRIMA
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono saat ditemui tim Tribunnews.com di Kawasan Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Dalam kesempatan tersebut Arief Poyuono menceritakan tentang warisan dari orangtuanya mengenai ramuan-ramuan jamu yang diperolehnya sehingga dirinya memproduksi jamu anti virus corona. Tribunnews/Jeprima 

Saat itu saya juga minta petunjuk dari Tuhan, agar umat manusia ini sedikitnya bisa menahan virus
corona itu. Karena saat ini benar-benar tidak ada rasa damai di dunia karena Covid-19. Damai itu kan
ketika manusia jauh dari rasa takut, jauh dari rasa was-was.

Selesai berdoa ada sesuatu yang sangat ajaib, saya mendapat sebuah mimpi. Di mimpi itu saya jalan-
jalan ke Jawa, pulang ke kampung saya. Di sana saya lihat ukiran-ukiran di pintu-pintu rumah-rumah

Jawa yang berbentuk kembang segi lima.

Ketika bangun saya penasaran. Saya sempat mencari-cari di google, apa bentuk segi lima itu. Ketika
saya tanya ke pembantu, dia jawab ini Kembang Lawang, untuk masak.

Kemudian saya carilah itu artikel tentang manfaat Kembang Lawang, nama latinnya dan lainnya.
Kemudian saya cari jurnal, dan menemukan bahwa Tamiflu itu 90 persen kandungannya itu dari
Kembang Lawang ini.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono saat ditemui tim Tribunnews.com di Kawasan Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Dalam kesempatan tersebut Arief Poyuono menceritakan tentang warisan dari orangtuanya mengenai ramuan-ramuan jamu yang diperolehnya sehingga dirinya memproduksi jamu anti virus corona. Tribunnews/Jeprima
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono saat ditemui tim Tribunnews.com di Kawasan Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Dalam kesempatan tersebut Arief Poyuono menceritakan tentang warisan dari orangtuanya mengenai ramuan-ramuan jamu yang diperolehnya sehingga dirinya memproduksi jamu anti virus corona. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Lalu apa pemerintah kemudian harus membudidayakan Kembang Lawang?
Saya rasa mulai hari ini boleh juga dibudidayakan Kembang Lawang di Indonesia karena harga jualnya
cukup mahal.

Di salah satu pasar saja harga Kembang Lawang ini Rp 200 ribu per kilogram. Itu pun satu
plastik dan masih impor dari luar negeri.

Berita Rekomendasi

Kalau kita bisa budidayakan Kembang Lawang petani bisa untung banyak.

Penampung Kembang Lawang ini banyak kalau dilihat dari pasarnya.

Apa yang ada lakukan setelah tahu Kembang Lawang efektif menangkal Covid-19?
Saya menghubungi banyak pengusaha, supaya memproduksi Kembang Lawang ini untuk konsumsi
masyarakat.

Bisa diproduksi jadi obat atau sirup atau rebusan.

Kemudian saya kirim juga ke Mendagri
Tito Karnavian, yang kemudian merespon dengan menjawab Kembang Lawang ini bumbu kari. Banyak
makanan India mengandung Star Anise ini.

Contohnya, 700 warga India di Wuhan kemarin itu diduga kebal Covid-19 karena mengkonsumsi
makanan berisi kandungan Kembang Lawang ini.

Kemudian saya cerita kepada beliau, bahwa menurut
riset internasional kembang Lawang itu merupakan salah satu bahan yang kerap digunakan untuk
vitamin flu yang hari ini dipakai di seluruh dunia untuk mengobati Covid-19.

Sekarang pun terbukti ampuh di Indonesia. Di Indonesia jumlah pasien sembuh kian banyak setelah
diberikan Tamiflu ini, yang 90 persen kandungannya berasal dari Kembang Lawang ini.

Sejak kapan memproduksi ramuan Anti Virus Corona?

Sejak Covid-19 mulai ada di Indonesia. Itu saya punya inisiatif agar jamu Anti Corona ini diproduksi.
Memproduksinya bareng istri, juga dibantu keponakan saya yang namanya Robby.

Memproduksi ramuan Anti Virus Corona ini untuk komersil atau dibagikan gratis?
Ada yang untuk komersil, ada yang gratis. Karena ini produksi juga merupakan bisnis, tidak
selalu bisa membagikan gratis.

Kalau saya bagi-bagi gratis itu ada hitungannya sendiri.

Memang kami sedang ada cita-cita bikin toko jamu lagi. Istri saya itu khususnya, karena dia memang dagang jamu.

Dia kepingin punya toko jamu lagi, meneruskan tokonya mama saya, yang pernah ada gitu mau dibikin lagi.
Penanganan Covid-19 di Indonesia sejauh ini bagaimana?

Sudah sangat baik walaupun sangat terlambat mengingat kita baru sibuk dengan Covid-19 ini pada
bulan Maret.

Harusnya menteri-menteri Jokowi yang berhubungan dengan Covid-19 itu harus segera
melakukan pencegahan ketika bukan Januari.

Karena di Januari, ketika kasus Covid-19 merebak di
China, negara-negara seperti Filipina, Singapura dan Vietnam sudah sibuk mempersiapkan diri. Tidak
seperti kita.

Dari sisi ekonomi kita juga sangat terlambat. Padahal, kalau secara ekonomi, kalau yang kena negara
seperti Cina, raksasa dunia. Pasti berpengaruh pada kondisi perekonomian Indonesia. Di sini tim
keuangan kita kurang cepat.

Jadi tidak sepakat bila Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan tidak ada negara yang siap
berhadapan dengan Covid-19?

Tidak sepakat. Singapura dan Malaysia lebih siap. Vietnam lebih siap. Saya tidak sepakat. Kita andaikan
begini, ada perang antara dua negara besar di Laut China Selatan. Kita tidak perang dengan mereka,
tapi tetap saja kita harus mempersiapkan segala sesuatunya. Menjaga kemungkinan agar kita tidak
terdampak perang dua negara tersebut.

Nah, adakah di bulan Januari lalu, baik di sisi kesehatan, pertahanan, dan ekonomi, yang menyatakan
bahwa Covid-19 ini akan bisa masuk ke Indonesia? Virus ini bahaya. Ada tidak kebijakan yang disiapkan
untuk mengendalikan di pintu-pintu masuk di Indonesia? tidak ada. Menerangkan seberapa berbahaya

Covid-19 ini pun tidak ada di bulan Januari.

Januari saya sudah bilang, bahwa Virus Corona ini bisa berdampak pada perekonomian Indonesia.
Saya mungkin tidak didengar, karena bukan anggota kabinet. Yang saya sedih, menteri-menteri yang
berhubungan dengan penyakit ini tidak ada yang memberitahu kepada presiden.
Singapura sudah okay, Malaysia, Filipina dan Vietnam jumlah korban sedikit karena mereka semua
melakukan upaya pencegahan di bulan Januari. Malah dimasukkan pendapat ke presiden supaya
mengundang turis-turis. Itu pendapat tentunya dari menteri. Jadi kasihan Jokowi, kelihatan sekali bahwa
kita tidak siap. (tribun network/Lucius Genik)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas