Presiden Minta Vaksinasi Dosis Kedua dan Booster Dipercepat, Bagaimana Jika Terlewat Vaksin Kedua?
Presiden Jokowi meminta vaksinasi dosis kedua dan booster dipercepat, simak panduan Kemenkes jika terlewat vaksin kedua lebih dari 6 bulan.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah untuk mempercepat vaksinasi dosis kedua dan dosis lanjutan (booster).
"Saya hanya ingin mendorong agar seluruh kabupaten/kota dan provinsi ini konsentrasi di suntikan yang kedua dan juga suntikan yang ketiga atau booster," ujar Presiden saat memantau pelaksanaan vaksinasi melalui konferensi video, Jumat (18/02/2022), dikutip dari setkab.go.id.
Presiden menekankan, akselerasi vaksinasi ini perlu dilakukan karena capaian vaksinasi dosis kedua dan ketiga di sejumlah daerah masih relatif rendah.
"Dosis kedua dan dosis ketiga ini saya lihat masih banyak yang masih di bawah 60 persen, masih rendah," ujarnya.
Baca juga: Dengan Vaksinasi & Prokes Ketat Jokowi Yakin Indonesia Bisa Segera Pulih dari Pandemi Covid-19
Presiden meminta agar pemberian vaksinasi diprioritaskan kepada kelompok masyarakat lanjut usia (lansia), yang memiliki risiko lebih besar jika terpapar Covid-19.
"Agar didahulukan yang lansia, ini penting sekali, karena dari data terakhir yang saya terima 69 persen yang meninggal karena Omicron adalah lansia yang pertama, yang kedua yang belum divaksin," tegasnya.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan apreasiasi kepada semua komponen bangsa yang telah mendukung akselerasi vaksinasi di tanah air.
"Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan percepatan vaksinasi pada hari ini," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi serentak kali ini dilakukan di 5.107 titik dan menyasar setidaknya 1,1 juta penduduk.
Adapun vaksin yang digunakan adalah AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm, CoronaVac, Johnson&Johnson, dan Sinovac.
"Sasaran vaksinasi hari ini adalah lansia, anak-anak, dan masyarakat umum, dengan melibatkan 63.112 vaksinator,” ujar Listyo dari salah satu lokasi vaksinasi di Museum Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Kapolri menegaskan, pihaknya akan terus melaksanakan upaya percepatan vaksinasi bekerja sama dengan pihak terkait lainnya.
"Upaya-upaya untuk melakukan akselerasi terhadap masyarakat lansia yang tidak bisa datang ke gerai, strategi vaksinasi mobile maupun vaksinasi door to door tetap kami lanjutkan," pungkas Kapolri
Baca juga: CARA Daftar dan Cek Tiket Beserta Jadwal Vaksinasi Booster di Aplikasi atau Laman PeduliLindungi
Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19, Simak Tips Meringankan dan Mengurangi Rasa Sakit
Panduan Kemenkes Jika Terlewat Vaksin Kedua Lebih dari 6 Bulan
Bagi warga yang telah menerima dosis pertama namun lebih dari 6 bulan tidak melakukan suntikan dosis kedua diminta untuk vaksinasi ulang.
Adapun jenis vaksin yang digunakan boleh berbeda dari suntikan pertama.
Aturan tersebut tertuang dalam surat bernomor SR.02.06/II/921/2022 mengenai Pemberian Vaksinasi Covid-19 bagi Sasaran yang Drop Out, yang terbit pada 13 Februari 2022.
"Bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu lebih dari enam bulan, maka vaksinasi primer harus diulang dan vaksinasinya dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula," kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu, dalam siaran persnya, Selasa (15/2/2022), dilansir Tribunnews.
Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.
Vaksinasi Covid-19 perlu diberikan lengkap, baik dosis primer maupun dosis booster minimal enam bulan setelah dosis primer.
Kemenkes menegaskan, pengulangan vaksinasi bagi sasaran drop out ini juga sesuai dengan rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) per 11 Februari 2022.
"Mengingat saat ini vaksin Sinovac yang didistribusikan jumlahnya terbatas dan diperuntukkan bagi sasaran anak usia 6-11 tahun, maka sasaran yang drop out dapat menggunakan vaksin dengan platfom berbeda yang tersedia untuk melengkapi dosis keduanya dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa ED terdekat," tambah Maxi.
(Tribunnews.com/Latifah/Rina Ayu)
Artikel lainnya terkait Penanganan Covid