Amirul Hajj Perempuan: Kementerian Agama Optimal Perjuangkan Hak Jemaah Haji Indonesia
Amirul Hajj Perempuan 2023, Indah P Nataprawira mengatakan Kementeria Agama telah melakukan upaya terbaik dalam memperjuangkan hak para jemaah Haji.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelenggaraan ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi merupakan momen yang penting bagi Arab Saudi, karena merupakan tahun pertama normalisasi musim Haji.
Setelah dicabutnya pembatasan usia dan pemberlakuan protokol pandemi virus corona (Covid-19).
Jumlah jemaah pun kini berada pada kisaran 2 juta dari seluruh dunia.
Namun angka tersebut masih di bawah angka terakhir jumlah jemaah sebelum pandemi yang mencapai 2,6 juta jemaah.
Dari capaian 77 persen jemaah dari seluruh dunia, Kementerian Agama (Kemenag) mencatatkan capaian yang sangat baik karena mampu memperjuangkan kuota hingga mencapai 229.000.
Amirul Hajj Perempuan 2023, Indah P Nataprawira mengatakan bahwa Kementeria Agama telah melakukan upaya terbaik dalam memperjuangkan hak para jemaah Haji.
Capaiannya bahkan melebihi angka yang dicapai sebelum pandemi Covid-19.
"Ini melampaui 100 persen jumlah jemaah dari masa sebelum pandemi di kisaran 221.000 jemaah," jelas Indah, kepada wartawan, Sabtu (1/7/2023).
Ia pun mengakui bahwa perjuangan ini tidak mudah, karena diperlukan sinergi kuat antara Indonesia yang diwakili Kementerian Agama dan Arab Saudi yang diwakili Kementerian Haji dan Umrah.
"Tentu bukan usaha yang mudah, faktor hubungan berkeseimbangan antar dua pemerintahan turut menjadi penentunya," kata Indah.
Baca juga: Hadiri Pertemuan Antarmenteri, Menag Yaqut: Kami Berbagi Pengalaman Penyelenggaraan Haji
Indah menekankan bahwa Indonesia telah melihat upaya Arab Saudi dalam mengoptimalkan kembali penyelenggaraan ibadah Haji.
"Di tahun pertama normalisasi jumlah jemaah ini, kami saksikan pemerintah Saudi Arabia sebagai tuan rumah sedang menyesuaikan diri kembali," papar Indah.
Hal itu karena setelah menjalani situasi darurat pandemi selama 3 tahun, banyak instrumen penyelenggaraan Haji yang harus dikembalikan performanya ke kondisi semula.
Perlu diketahui, penyelenggaraan Haji pada 2020 hanya diikuti 1.000 jemaah domestik atau di dalam Saudi, lalu 2021 diikuti 60.000 jemaah domestik.