Dua Wartawan Foto Tewas di Libya
Dua wartawan foto Barat, termasuk sutradara film nominasi Oscar, tewas Rabu (20/4/2011) di kota Misrata.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, MISRATA - Dua wartawan foto Barat, termasuk sutradara film nominasi Oscar, tewas Rabu (20/4/2011) di kota Misrata, Libya. Kedua wartawan foto tewas ketika meliput pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah Libya.
"British-Tim Hetherington, co-direktur dokumenter 'Restrepo' tentang tentara AS di sebuah pos di Afghanistan, tewas di dalam kota yang dikuasai pemberontak di Libya barat," kata humas AS, Johanna Ramos Boyer.
AP melaporkan Chris Hondros, seorang fotografer New York Times-juga dilaporkan tewas. Untuk diketahui, karyanya muncul di majalah dan surat kabar utama di seluruh dunia. Dia pernah meneriman penghargaan, meliputi Robert Capa Gold Medal, salah satu hadiah tertinggi dalam photography keadaan perang.
Dilaporkan penyebab tewasnya wartawan foto ini masih menjadi misteri. Pernyataan dari keluarga Hetherington mengatakan dia terbunuh oleh roket.
The Washington Post melaporkan bahwa para wartawan foto ini telah pergi bersama dengan pejuang pemberontak ke Tripoli Street di pusat Misrata.
Media internasional mengabarkan bahwa ambulans sempat membawa Hetherington dan Martin. "Namun, tampak seorang fotografer Amerika yang mengenakan rompi antipeluru sudah berlumuran darah memohon sopir untuk kembali menolong para korban lagi," ujar seorang wartawan.
Warta Foto Hetherington Post mengalami perdarahan berat dari kakinya dan meninggal sekitar 15 menit setelah dia mencapai rumah sakit. Sedangkan Hondos meninggal setelah menderita cedera otak parah dari pecahan peluru.
"Duo fotografer lain - Guy Martin, seorang warga Inggris berafiliasi dengan agen foto Panos, dan Michael Christopher Brown - dirawat karena luka pecahan peluru," terang dokter pasukan pimpinan Moammar Kadhafi.
Sementara itu, dari Washington, Gedung Putih menyatakan kesedihan atas serangan itu dan meminta Libya dan pemerintah lainnya untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi wartawan.
"Jurnalis di seluruh dunia berisiko atas hidup mereka, setiap hari untuk menyuguhkan kita informasi. Menuntut pertanggungjawaban dari para pemimpin dunia dan memberikan suara kepada mereka," kata sekretaris Gedung Putih Jay.
TRIBUNNEWS.COM, MISRATA - Dua wartawan foto Barat, termasuk sutradara film nominasi Oscar, tewas Rabu (20/4/2011) di kota Misrata, Libya. Kedua wartawan foto tewas ketika meliput pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah Libya.
"British-Tim Hetherington, co-direktur dokumenter 'Restrepo' tentang tentara AS di sebuah pos di Afghanistan, tewas di dalam kota yang dikuasai pemberontak di Libya barat," kata humas AS, Johanna Ramos Boyer.
AP melaporkan Chris Hondros, seorang fotografer New York Times-juga dilaporkan tewas. Untuk diketahui, karyanya muncul di majalah dan surat kabar utama di seluruh dunia. Dia pernah meneriman penghargaan, meliputi Robert Capa Gold Medal, salah satu hadiah tertinggi dalam photography keadaan perang.
Dilaporkan penyebab tewasnya wartawan foto ini masih menjadi misteri. Pernyataan dari keluarga Hetherington mengatakan dia terbunuh oleh roket.
The Washington Post melaporkan bahwa para wartawan foto ini telah pergi bersama dengan pejuang pemberontak ke Tripoli Street di pusat Misrata.
Media internasional mengabarkan bahwa ambulans sempat membawa Hetherington dan Martin. "Namun, tampak seorang fotografer Amerika yang mengenakan rompi antipeluru sudah berlumuran darah memohon sopir untuk kembali menolong para korban lagi," ujar seorang wartawan.
Warta Foto Hetherington Post mengalami perdarahan berat dari kakinya dan meninggal sekitar 15 menit setelah dia mencapai rumah sakit. Sedangkan Hondos meninggal setelah menderita cedera otak parah dari pecahan peluru.
"Duo fotografer lain - Guy Martin, seorang warga Inggris berafiliasi dengan agen foto Panos, dan Michael Christopher Brown - dirawat karena luka pecahan peluru," terang dokter pasukan pimpinan Moammar Kadhafi.
Sementara itu, dari Washington, Gedung Putih menyatakan kesedihan atas serangan itu dan meminta Libya dan pemerintah lainnya untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi wartawan.
"Jurnalis di seluruh dunia berisiko atas hidup mereka, setiap hari untuk menyuguhkan kita informasi. Menuntut pertanggungjawaban dari para pemimpin dunia dan memberikan suara kepada mereka," kata sekretaris Gedung Putih Jay.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.