SBY Prihatin Perang Saudara di Libya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa prihatin dengan konflik bersenjata di Libya yang terus memanas
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) prihatin dengan konflik bersenjata di Libya yang terus memanas menyusul aksi pasukan oposisi yang terus menduduki ibukota Libya, Tripoli.
"Indonesia masih tetap prihatin dengan perkembangan situasi di Libya. Indonesia berharap dan menyerukan agar perkembangan situasi keamanan yang critical di Tripoli ini tidak mendatangkan lebih banyak lagi korban jiwa pada penduduk sipil atau mereka yang tidak berdosa," kata SBY dalam keterangan pers di sela Safari Ramadhan di Padalarang, Selasa (23/8/2011), sore.
Presiden menegaskan pihaknya tetap mengikuti perkembangan di Libya khususnya di Tripoli. "Indonesia berpendapat saat sekarang ini adalah saat yang membahayakan bagi keselamatan penduduk Tripoli khususnya dan rakyat Libya pada umumnya," ujar SBY.
Secara lebih luas, lanjut SBY, Indonesia berharap agar konflik kekerasan dan perang saudara yang ada di Libya ini segera berakhir.
"Ini semata-mata tentu untuk melindungi keselamatan rakyat Libya dan manakala harus ada babak baru dalam kehidupan bangsa Libya sebagaimana yang diperkirakan banyak pihak termasuk perkiraan kita sendiri hendaknya masa depan Libya itu benar-benar ditentukan bangsa Libya sendiri dengan melibatkan semua komponen yang ada di Libya," ujarnya.
Menyusul situasi yang makin tidak menentu di Libya dengan tingkat resiko bahaya yang tinggi maka evakuiasi warga Indonesia di Libya sudah dilakukan jauh hari.
"Kita pun sudah menghentikan pekerjaan kantor perwakilan kita di sana dan untuk sementara tugas-tugas diplomatik perwakilan itu dihandle ditangani kedutaan besar atau perwakilan kita di Tunisia," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.