Warga Suriah Kekurangan Bahan Makanan dan Suplai Air Bersih
Bahan makanan serta gas untuk memasak jumlahnya makin berkurang sementara terjadi pemadaman listrik
Penulis: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Bahan makanan serta gas untuk memasak jumlahnya makin berkurang sementara terjadi pemadaman listrik saat tentara pemerintah dan kaum pemberontak terus menerus bertempur di Aleppo, sebuah kota terbesar di Suriah, yang memiliki tiga juta penduduk dan menjadi fokus perang sipil.
Seperti dilansir AP, Rabu (1/8/2012), kondisi kehidupan warga di kota Aleppo makin memprihatinkan ketika militer merebut kota itu pada hari ke-11. Saat kaum pemberontak mengambil alih dua kantor polisi, tentara pemerintah terus menerus menggempur lokasi pendukung oposisi di wilayah Salaheddine dan Seif al-Dawla.
Helikopter pemerintah juga menembaki wilayah sekitarnya. "Rezim tidak bisa memasuki wilayah terdekat jadi mereka menembaki dari jarak jauh menggunakan helikopter dan artileri," demikian disampaikan Mohammed Nabehan, yang melarikan diri dari Aleppo dan tinggal di kamp pengungsi Kilis yang hanya berjarak 50 kilometer dari perbatasan Turki.
Nabehan dan warga lainnya kesulitan mencari makanan. "Bantuan kemanusian di sini sungguh buruk," demikian kata Mohammed Saeed, seorang aktivis yang tinggal di Aleppo.
"Tak ada cukup makanan dan orang-orang mencoba meninggalkan kota. Kami sangat membutuhkan dukungan dari luar. Ada tembakan yang ditujukan ke penduduk sipil. Warga kehabisan gas untuk memasak sehingga mereka menggunakan kayu bakar," jelasnya, lagi.