Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yakuza Jadi Pahlawan Pascaledakan PLTN Fukushima

Masih soal keterlibatan Yakuza di dunia nuklir Jepang, ternyata setelah bencana alam 11 Maret 2011

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Yakuza Jadi Pahlawan Pascaledakan PLTN Fukushima
IST
PLTN Fukushima 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Masih soal keterlibatan Yakuza di dunia nuklir Jepang, ternyata setelah bencana alam 11 Maret 2011, ledakan PLTN Fukushima terutama Reaktor No.1, ada pahlawan yang dijuluki Fukushima 50 dan di dalamnya sedikitnya 3 anggota Yakuza. Pemasok tenaga kerja tersebut mendapat 1,5 juta yen per bulan per orang.

Demikian ungkap wawancara khusus TV NHK 12 Agustus 2011 (Acara: Fukushima daiichi genpatsu: sagyōin ni nani ga, Tsuiseki!) dengan seorang anggota Yakuza yang mengerjakan proyek tersebut, dikutip Tribunnews.com, pekan ini.

Menurut anggota yakuza tersebut, sebenarnya setelah PLTN Fukushima meledak, ada sekitar 3.000 orang di sana langsung kabur menjauh dan hanya sekitar 50 orang yang kini disebut pahlawan Fukushima 50, beberapa di antaranya adalah anggota yakuza.

"Kami memasok tenaga ke sana karena tidak ada yang mau ke sana tak ada yang mau terkontaminasi dengan radioaktif. Tapi kami melakukannya, mengambil orang di jalan yang mau kerja di sana. Kalau normalnya gaji mereka orang bawahan sekali sekitar 80.000 yen sebulan, kini dengan tidak ada pekerja yang mau ke sana, kita bisa memperoleh bayaran 1,5 juta sebulan, per orang," ujar yakuza si pemasok (tehaishi) tenaga kerja ke PLTN Fukushima setelah ledakan nuklir. Sejak ledakan hingga sekitar Juli 2011 mereka membantu membersihkan dan menyetop kebocoran di PLTN tersebut. Namun setelah Revisi UU Anti Yakuza diimplementasikan mulai 1 Oktober 2011, tenaga yakuza mundur karena akan melanggar hukum.

Kedatangan anggota yakuza itu baik dari Tokyo maupun Osaka yang dipasok baik dari kelompok Sumiyoshikai, Inagawakai maupun kelompok Yamaguchi-gumi.

Revisi UU tersebut menyatakan, yakuza dilarang bekerja di fasilitas penting semacam PLTN yang dioperasionalkan Tepco. Apabila Tepco mengetahui tetapi tetap saja mempekerjakan yakuza, maka pihak Tepco pun si pemberi kerja, akan terkena UU tersebut pula, melanggar hukum Jepang.

BERITA TERKAIT

Setelah bencana alam tersebut, pemerintah Jepang membagi-bagi dana bantuan kemanusiaan dan yakuza pun ada yang bermain dengan pura-pura menjadi korban sehingga mendapat dana tersebut. Namun polisi telah mewawancarai 260 anggota Yakuza dan meminta agar uang yang diterima agar dikembalikan kepada pemerintah lagi. Lusinan anggota Yakuza yang bandel tak mau mengembalikan akhirnya ditangkap polisi.

Keterlibatan PLTN di Jepang (baik Tepco maupun Kepco dan lainnya)  dengan Yakuza sudah lama sekali. Bahkan terungkap sejak akhir 1990-an keterlibatan Tepco dengan Yakuza sudah terjadi.

Hal itu terbongkar semua tahun  2003, banyak pers Jepang memberitakan Tepco telah memberikan uang proteksi selama dua puluh tahun terakhir kepada Sumiyoshikai, kelompok yakuza terbesar kedua di Jepang, dengan sandiwara pembelian teh dan pohon-pohonan bagi penghijauan di Tepco.

Demikian pula uang diberikan Tepco kepada Yoichi Takeuchi anggota Yamagucghi-gumi  yang mempersoalkan pembuangan sampah radioaktif Tepco sehingga akhirnya dia dapat uang   sekitar 120 juta yen supaya bisa "diam" .

Bulan Juni 2005 bahkan majalah Seikei Tohoku dengan detil telah memuat artikel mengenai keterlibatan Tepco dengan Yakuza, khususnya dengan Yamaguchi-gumi

Makoto Owada, anggota Sumiyoshikai yang ditangkap polisi mengakui memasuk anggota yakuza ke Tepco sejak tahun 2007.

Kei Sugaoka, insinyur Jepang keturunan Amerika mengungkapkan kepada pers bahwa sejak sebelum bencana alam sekalipun dia telah melihat banyak anggota yakuza berkeliartan di PLTN Fukushima, "Mereka umumnya bertato dan sangat kelihatan sebagai anggota yakuza," paparnya.

Polisi pun mengakui ada broker pemasok tenaga kerja yakuza bernama M Kogyo yang memasok para anggota yakuza dari Kudo-kai Fukuoka, Tetapi semua telah ditangkap pihak polisi saat ini.

Former Mantan eksekutif Tepco, Katsunobu Onda, yang juga pengarang buku The Dark Empire, menuliskan, "Tepco sudah tahu sekali dan sadar keberadaan yakuza di dalamnya, hanya saja mereka masa bodoh dan pura-pura tidak tahu. Lalu tanggal 19 Juli 2011, empat bulan setelah kebocoran nuklir, Tepco menyatakan memutus hubungan dengan Yakuza."

Info lengkap yakuza bacalah www.yakuza.in

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas