Palestina Berharap Pendapatan dari Pengunjung Gereja Kelahiran Yesus
Kunjungan ke gereja Nativity tempat kelahiran Yesus Kristus di Bethlehem mulai melonjak, meningkatkan harapan untuk pariwisata Palestina
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Betlehem — Setelah satu dekade dilanda kerusuhan, kunjungan ke tempat kelahiran Yesus di Bethlehem mulai melonjak, meningkatkan harapan untuk pariwisata di Tepi Barat meskipun tembok pemisah milik Israel berdiri angkuh.
Israel mulai bekerja membangun penghalang megah ini -dijuluki "dinding apartheid" oleh Palestina, pada 2002 saat puncak pemberontakan atau intifada kedua.
Menteri Pariwisata Palestina, Rola Maayah melihat penghalang sebagai kunci rintangan pengunjung ke kota Bethlehem. "Kami dikelilingi oleh tembok tinggi, pagar dan pos pemeriksaan yang mengancam wisatawan," kata Maayah."
"Kami bisa mengembangkan pariwisata, menarik orang dari seluruh dunia, tapi itu tidak mungkin karena pendudukan Israel," tambahnya.
Keputusan UNESCO pada Juni 2012 yang menjadikan Gereja Nativity di Bethlehem sebagai situs warisan dunia, dipuji sebagai kemenangan diplomatik Palestina.
Bethlehem mengincar sektor pariwisata yang bisa meningkatkan ekonomi lokal. Di kota ini, hampir seperempat dari 25.000 penduduknya menganggur, dua dari tiga rumah tangga bergantung pada pariwisata untuk pendapatan mereka. Antara 2011 dan 2012, lebih dari dua juta orang mengunjungi kota.
"Ada lonjakan yang signifikan dalam pariwisata di Palestina pada tahun 2012 dengan kenaikan 18 persen dalam jumlah pengunjung," kata Maayah.