Usai Mabuk Berat, Pria Ini Cegukan Selama Dua Tahun
Setelah mabuk berat pada suatu malam, pria asal Irlandia itu kemudian menderita cegukan selama dua tahun.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, DUBLIN — Malang betul nasib Daniel Clavin (38). Setelah mabuk berat pada suatu malam, pria asal Irlandia itu kemudian menderita cegukan selama dua tahun.
Kondisi ini tentunya sangat mengganggu kehidupan Daniel. Akibat cegukan itu, Daniel kesulitan makan, malu keluar rumah, dan tidur sendirian setiap malam.
Cegukan Daniel dimulai pada suatu hari pada bulan Juli 2011, setelah semalam sebelumnya dia menghadiri sebuah pesta. "Ketika saya terbangun, saya sudah cegukan. Saya tak tahu bagaimana awalnya," kata Daniel.
"Saya bukan orang yang kuat minum. Memang beberapa kali saya minum di luar takaran saya, tetapi tak pernah mengalami hal seperti ini. Saya sudah mencoba berbagai cara, tetapi tak berhasil," keluh Daniel.
Hidup dengan cegukan sangat menyiksa Daniel. Terkadang dia kesulitan makan dan nyaris tak bisa menelan makanannya.
"Pada lain waktu, makanan itu terjebak di saluran pernapasan dan membuat saya tak bisa bernapas selama 30 detik," tambah dia.
Setiap malam, Daniel harus "pisah ranjang" dengan istrinya, Susan, agar dia tak terganggu suara cegukan Daniel yang muncul setiap tiga detik. Akibat cegukan itu, tak hanya Daniel yang menderita. Susan juga merasakan kesulitan dan kesusahan yang sama seperti yang dialami suaminya itu.
"Sangat sulit berkonsentrasi jika Daniel ada di sekitar kita. Kami hampir putus asa untuk mencari pertolongan karena cegukan ini merusak kehidupan kami," kata Susan.
Meski mengalami masalah yang aneh ini, Daniel masih bisa mempertahankan pekerjaannya sebagai teknisi perangkat lunak. Setiap dua kali sepekan, Daniel pergi bekerja ke Dublin dan menghabiskan hari lainnya di kediamannya di Desa Roscommon.
"Rekan-rekan kerja saya sangat baik dan toleran. Saya berusaha sekuat tenaga membuat cegukan ini tak bersuara. Saya bisa mengendalikan cegukan dengan tak banyak berbicara," ujar Daniel.
Daniel, yang sudah beranak dua, telah melakukan berbagai cara untuk mengobati cegukannya. Dia sudah mendatangi sejumlah dokter ahli, melakukan dua kali endoskopi, CT scan, hingga mengubah pola makan. Namun, cegukannya tak kunjung berhenti.
Belakangan, Daniel didiagnosis menderita multiple sclerosis (MS), yang kemungkinan menjadi penyebab cegukan menahunnya itu. Sejauh ini, MS belum bisa diobati sehingga kemungkinan besar Daniel akan terus cegukan seumur hidup.