Keluarga Menunggu Kabar Nasib Penumpang Egyptair MS804
Enam puluh enam orang tercatat menjadi penumpang pesawat milik maskapai EgyptAir di Laut Tengah
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO -- Enam puluh enam orang tercatat menjadi penumpang pesawat milik maskapai EgyptAir di Laut Tengah, Kamis (19/5/2016), yang hilang dari radar.
Di Paris, banyak anggota keluarga bergegas ke bandara menuju Mesir untuk mencari informasi langsung dari pihak maskapai mengenai nasib para penumpang.
"Beberapa keluarga, beberapa anggota keluarga (korban) telah berangkat. Sebagian besar keluarga Mesir yang memiliki ikatan Keluarga di Mesir, dengan ide bahwa mungkin mereka akan dapat menemukan informasi lebih lanjut," ujar Stephane Gicquel, Sekretaris Jenderal Federasi korban kecelakaan nasional di Perancis, seperti dikutip dari Euronews, Jumat (20/5/2016).
Dari Paris ke Kairo, keluarga masih harus menunggu anggota keluarga penumpang lainnya untuk dibawa ke pusat krisis dimana mereka akan dapat perkembangan berita mengenai hilanya pesawat.
Pusat krisis pun tiba-tiba menjadi riuh dan ramai. Tak pelak suara terdengar keras dari anggota keluarga penumpang yang ingin sedetail mungkin mendapat informasi perkembangan pencarian pesawat.
"Segala sesuatu yang saya pernah dengar ini di TV tapi beberapa informasi bertentangan dengan informasi lainnya. Sekarang aku akan beristirahat sedikit dan saya akan menunggu. Aku berdoa untuk keselamatan semua korban," ujar seorang perempuan, yang anggota keluarganya menjadi penumpang maskapai itu.
"Kami ingin seluruh kebenaran informasi. Kita perlu tahu apa yang terjadi pada anak-anak kita," teriak anggota keluarga lainnya.
"Kami ingin pihak yang berwenang bandara yang memiliki tanggung jawab untuk memberitahu kami kebenaran dan apa yang sebenarnya terjadi atas pesawat ini. Apakah itu jatuh dan menabrak laut atau telah dibajak atau apa yang terjadi," tegas seorang keluarga.
Para penumpang yang datang ke Mesir adalah warga negara Perancis, Inggris, Belgia, Portugal, Aljazair, Sudan, Chad, Irak, Arab Saudi dan Kuwait. Semua datang dalam gunjangan emosi berharap yang terbaik buat anggota keluarga mereka yang menjaid penumpang pesawat yang hilang.
"Aku tidak tahu lagi ini. Putri saya adalah seorang pramugari pesawat itu. Aku tidak tahu lagi mau bagaimana,"kata seorang wanita di Kairo.
Seorang kerabat yang anggota keluarganya menjadi krew di pesawat, berkata: "Tidak ada. Mereka mengatakan kepada kita untuk tidak mendengar desas-desus di luar mengenai pesawat hilang."
Untuk sekarang, semua dapat mereka lakukan adalah menunggu untuk informasi sebagai otoritas Mesir dan Yunani mengkoordinasi usaha pencarian di daerah Mediterania dimana radar kontak telah hilang.