Serpihan Pesawat dan Potongan Tubuh Penumpang Ditemukan, Kotak Hitam Belum Terlacak
Sudah ditemukan potongan tubuh manusia, selain serpihan pesawat, dan barang-barang milik penumpang.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM,KAIRO - Pemerintah Mesir mengatakan, tim militer yang mencari bangkai pesawat EgyptAir di Laut Tengah, sudah menemukan potongan tubuh manusia, selain serpihan pesawat, dan barang-barang milik penumpang.
Sejumlah temuan itu sekaligus menegaskan bahwa Airbus 320 itu memang mengalami kecelakaan, setelah sempat hilang dari pantauan radar ketika berada di wilayah udara Mesir, Kamis dinihari.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyampaikan rasa duka citanya kepada keluarga para korban.
Pesawat yang jatuh dalam penerbangan dari Paris ke Kairo itu tercatat membawa 66 orang penumpang dan kru.
Pemeritah Mesir pun sudah menawarkan pengakuan resmi atas kematian para korban, meskipun hingga saat ini belum jelas apa penyebab kecelakaan tersebut.
"Militer Mesir sudah berhasil menemukan pecahan pesawat, sejumlah barang milik penumpang dan potongan tubuh manusia dan sisa kursi pesawat," demian bunyi penjelasan tertulis Kementerian Penerbangan Sipil Mesir, seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Disebutkan, tim Angkatan Bersenjata Mesir melakukan pencarian di sekitar 290 kilometer dari kota pelabuhan Alexandria, atau sebelah selatan dari titik sinyal terakhir pesawat tersebut.
Hingga saat ini belum ada temuan bangkai pesawat dalam bentuk pecahan besar, termasuk belum juga tertangkap sinyal dari kotak hitam yang merekam semua data penerbangan tersebut.
Chairman dari EgyptAir Safwat Moslem dalam siaran di stasiun televisi pemerintah setempat menyebutkan, saat ini radius pencarian bangkai pesawat melebar hingga 64 kilometer.
Pencarian tersebut mencakup area seluas 13.000 kilometer persegi.
"Cakupan itu pun masih mungkin diperluas jika diperlukan," kata Moslem.
Sebelumnya diberitakan, sebuah satelit Eropa menangkap citra yang menggambarkan tumpahan minyak sepanjang dua kilometer di Laut Tengah. Lokasinya berada sekitar 40 kilometer tenggara dari posisi terakhir pesawat.
Informasi itu diungkapkan Agen Antariksa Eropa.
Sementara itu, Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail tetap menyatakan, masih terlalu dini untuk menetapkan apa penyebab kecelakaan.
Namun begitu, dia menyebutkan, kemungkinan besar serangan teroris yang menjadi penyebab kecelakaan, dibanding kerusakan mesin.
Selanjutnya, meski kecurigaan mengarah kepada kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), namun hingga saat ini belum ada suara dari kelompok itu.
Padahal, biasanya kelompok garis keras itu langsung mengeluarkan seruan sesaat setelah melakukan serangan teror.