Gara-gara Obat Antibiotik, Penyanyi Ini Mengalami Hal Mengerikan
Dokter telah memberi informasi kepada keluarganya bahwa dikhawatirkan pasien ini tidak akan bisa bertahan, bila kondisinya terus memburuk.
Editor: Wahid Nurdin
Butuh waktu lima tahun untuk kulitnya untuk sepenuhnya pulih. Dia kini menderita kecemasan dan gangguan stres pasca-trauma akibat cobaan nya. Duperval mengatakan: 'Pemulihan ini sungguh sulit, tapi aku sangat bersyukur selalu ada yang membantu proses penyembuhan ini."
'Meskipun hidup dengan kecemasan, saya menjaga pikiran positif dan terus bekerja. Sungguh hari-hari sulit saya lalu penuh perjuangan," tuturnya.
'Sejauh ini, saya tidak merasakan sakit lagi dan yang lebih menakjubkan pigmentasi kulit saya pulih kembali seperti sedia kala. Ini semua berkat dukungan dari dokter dan paramedis, juga oleh ibu dan nenek ku yang selalu menyertai setiap langkahku."
Apakah nekrolisis epidermal toksik?
Nekrolisis epidermal toksik (NET) adalah reaksi akut dari suatu pengobatan yang ditandai dengan kematian dan pengelupasan kulit di bagian epidermis.
NET umumnya merupakan penyakit yang berat jika pengobatannya tidak cepat dan tepat sering menyebabkan kematian.
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Allan Lyell tahun1956 sebanyak empat kasus, sehingga penyakit ini disebut juga Sindrom Lyell’s.
NET ditemukan oleh Allan Lyell dengan gambaran berupa erupsi yang menyerupai luka bakar pada kulit akibat terkena cairan panas (scalding).
Kata “toxic” yang digunakan mengacu pada kondisi dimana beredarnya racun dalam peredaran darah yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala dan nekrolisis epidermal. Sedangkan kata “necrolysis” digunakan Lyell’s dengan menggabungkan gejala klinis epidermolisis dengan gambaran histopatologi “necrosis’
Toxic epidermal toksik adalah reaksi yang berpotensi mengancam jiwa yang biasanya terjadi setelah memulai pengobatan baru.
Reaksi itu diyakini terjadi satu 1: 500.000 orang, dan lebih sering terjadi pada orang tua - terutama karena peningkatan pasokan obat ke dalam tubuh.
Para ahli mengatakan hal itu menyebabkan lapisan atas kulit melepaskan diri dari lapisan bawah, menyebabkan melepuh dan mengelami sakit akibat luka-luka.
Nekrosis juga bisa menyebabkan kematian, karena sebagian besar atau semua sel di organ atau jaringan akibat penyakit, cedera, atau kegagalan pasokan darah.
Menurut data 30 persen penderita kasus ini meninggal dunia akibat reaksi berlebihan, biasanya menyebabkan infeksi pada sepsis dan organ. (Tribun Kaltim/priyo suwarno)