Terakhir Tahun 1979 Kini Salju Turun Lagi di Gurun Sahara
Sebuah fenomena alam yang langka terjadi di Gurun Sahara, Afrika Utara, ketika kawasan yang biasanya gersang dan panas itu diselimuti salju.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, ALJIR - Sebuah fenomena alam yang langka terjadi di Gurun Sahara, Afrika Utara, ketika kawasan yang biasanya gersang dan panas itu diselimuti salju.
Salju menyelimuti kawasan di Kota Ain Sefra, Aljazair, pada awal pekan ini.
Terakhir kali salju turun di kawasan tandus itu adalah pada 37 tahun lalu.
Suasana alam yang luar biasa itu direkam dalam kamera milik juru foto amatir, Karim Bouchetata.
Dalam foto-fotonya itu, terlihat kombinasi luar biasa pasir merah Sahara yang ditutupi putihnya salju.
"Semua orang tertegun saat melihat salju turun di gurun pasir. Ini merupakan peristiwa yang sangat langka," kata Bouchetata.
"Terlihat sangat luar biasa melihat salju menutupi pasir. Salju itu berada di sana selama sehari dan kini sudah mencair," kata Bouchetata.
Salju turun di kawasan ini terakhir kali pada 1979. Itu pun ketika sebuah badai singkat menerjang kota tersebut.
"Pada 18 Februari 1979, di dataran rendah Gurun Sahara untuk kali pertama tercatat adanya salju," demikian sebuah artikel situs LiveScience.
"Salju turun di wilayah selatan Aljazair, dengan sebuah badai salju selama setengah jam menghentikan lalu lintas di sana," kata LiveScience.
Ain Sefra, kota yang disebut sebagai "Gerbang ke Gurun Pasir" itu, terletak di ketinggian 1.078 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi Pegunungan Atlas.
Sahara adalah gurun terluas di dunia yang mencapai 9 juta kilometer persegi dan melingkupi seluruh Afrika Utara.
Bukan hanya dikenal sebagai salah satu kawasan paling kering di dunia, Sahara juga adalah tempat paling panas di bumi.
Di puncak musim panas, suhu udara di Gurun Sahara bisa mencapai lebih dari 50 derajat celsius.