ISIS Gantung Mayat di Tiang Listrik
Seorang pria saksi mata mengatakan per telepon, ia menemukan mayat seorang kerabatnya yang menjadi korban mutilasi.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MOSUL - Kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) membunuh ratusan warga sipil yang berjuang melarikan diri dari Mosul dalam beberapa hari terakhir ini.
Beberapa mayat korban digantung di tiang-tiang listrik sebagai bentuk perlawanan terhadap pasukan Irak yang tengah berjuang merebut kembali Mosul.
Para saksi mata mengatakan, militer Irak sedang menghadapi perlawanan sengit ketika hendak memukul mundur para petempur ISIS dari Kota Tua, Mosul.
Saat ini sedang terjadi pertempuran sengit di jalan-jalan sempit di kawasan Kota Tua dan di sekitar masjid Nuri, tempat kelompok ISIS tiga tahun lalu mendeklarasikan kekhalifahannya.
Seorang pria saksi mata mengatakan per telepon, ia menemukan mayat seorang kerabatnya yang menjadi korban mutilasi.
Kata dia, mayat korban tergantung di sebuah tiang listrik di distrik Tenek, bersama tiga pemuda lainnya yang tertangkap karena mencoba melarikan diri.
"Kondisi mereka sangat mengerikan. Kami tidak bisa menurunkan mereka dan mereka telah tergantung selama dua hari," kata pria itu sebagaimana dilaporkan Reuters.
Sementara itu Dewan Keamanan Wilayah Kurdistan mengatakan, jumlah warga yang dibunuh oleh militan ISIS pada Senin (3/4/2017) dan hari berikutnya sekitar 140 orang.
Di kawasan Kota Tua, Mosul, lebih dari 40 warga sipil tewas ketika ISIS menangkap mereka yang saat sedang berusaha melarikan diri, kata seorang warga dari distrik Farouq. Masjid Nuri berada di distrik itu.
Penduduk lainnya dari distrik Shahwan mengatakan bahwa sebuah keluarga beranggotakan enam orang, termasuk seorang wanita tua, juga dibunuh dengan alasan yang sama.
Seorang wanita dari distrik Yarmouk mengatakan, dia lolos dari maut bersama suami dan anak-anaknya setelah petempur ISIS menangkap mereka yang mencoba melarikan diri bersama sekitar 30 orang warga lainnya.
"Mereka merampas tas kami dan mereka berpikir ada emas atau uang di dalamnya. Ketika mereka sibuk memeriksa isi tas, kami melarikan diri mengambil kesempatan dari gelapnya keadaan sekitar," kata wanita itu.
"Saya takut mereka yang tinggal dalam wilayah yang dikuasai Daesh (ISIS) menemukan nasib yang buruk," kata wanita yang kini berada di daerah yang dikuasai pasukan Irak itu.(Pascal S Bin Saju)