Rusia dan Iran Ancam Serang Amerika Serikat Jika Lepaskan Tomahawk Lagi ke Suriah
Pemerintah Rusia dan Iran memperingatkan Amerika Serikat, mereka akan menggunakan kekerasan jika “garis merah” yang mereka tetapkan dilewati.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Rusia dan Iran memperingatkan Amerika Serikat, mereka akan menggunakan kekerasan jika “garis merah” yang mereka tetapkan dilewati.
Peringatan ini dikeluarkan kedua sekutu Suriah itu setelah AS menembakkan 60 rudal tomahawk sebagai “balasan” atas serangan senjata kimia di Idlib.
“Agresi yang dilakukan AS terhadap Suriah sudah melintasi garis merah. Kini kami akan merespon dengan kekuatan terhadap setiap agresi dari siapapun dan AS tahu kemampuan respon kami,” ujar komando gabungan aliansi sekutu Bashar al-Assad.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, serangan terhadap pangkalan udara Shayrat di dekat Homs, Suriah merupakan tindakan yang “mewakili dunia”.
Sebab, pangkalan udara itu diyakini digunakan pasukan Suriah untuk menggelar serangan senjata kimia di Idlib yang menewaskan lebih dari 70 orang.
AS bersama Inggris dan Perancis menuduh rezim Presiden Assad menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil di daerah yang dikuasai pemberontak.
Namun, Damaskus membantah dan mengatakan serangan mereka justru menghancurkan persediaan senjata kimia pemberontak di kawasan itu.
Sedangkan kementerian pertahanan Rusia menyebut, serangan udara Suriah itu merupakan tindakan sah terhadap “teroris” yang memproduksi dan menumpuk persenjataan kimia yang sebagian dikirim ke Irak.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani mendesak digelarnya investigasi obyektif untuk mengungkap dalang serangan senjata kimia itu.