Peristiwa Berdarah di Las Vegas, Apakah Bagian dari Terorisme?
Hal itu sekaligus membantah propaganda gerombolan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, LAS VEGAS - Tragedi berdarah pada penembakan di Las Vegas Minggu malam (1/10/2017) merupakan insiden penembakan paling buruk dalam sejarah moderen Amerika Serikat.
Namun, apakah ini merupakan bagian dari terorisme?
Banyak orang mempertanyakan motif penembakan yang dilakukan seorang laki-laki kulit putih terhadap kerumunan penonton konser musik di Mandalay Bay, Las Vegas itu.
Sejalan dengan itu, muncul pula pertanyaan tidak nyaman atas beberapa isu sensitif yang paling memecah persepsi warga AS, yaitu: ras, agama, dan politik.
FBI pastikan penembak tak terkait kelompok teroris
Biro Penyelidikan Federal (FBI), Senin (2/10/2017) mengatakan, penembak berusia 64 tahun yang diidentifikasi sebagai Stephen Paddock, tak terkait dengan kelompok teroris.
Hal itu sekaligus membantah propaganda gerombolan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS mengklaim Paddock adalah bagian dari mereka, dan belum lama berpindah agama.
Namun ISIS sama sekali tidak menunjukkan bukti propagandanya itu.
Sementara, motif penembak pun masih belum jelas. Hanya sedikit yang diketahui di luar nama dan sasaran penembakan.
"Hanya karena kita terburu-buru menentukan motif penembak ketika ia seorang Muslim, tidak berarti kita terburu-buru menentukan motif ketika penembak adalah seorang kulit putih.”
Demikian kicauan Shadi Hamid, seorang pakar di Brookings Institute yang juga penulis ‘’Islamic Exceptionalism’’ di akun Twitter-nya.
Identitas pelaku
Paddock, warga Mesquite – Nevada, dikabarkan bunuh diri ketika mengetahui polisi telah mengepung kamar hotelnya.