Perjuangan Bocah 12 Tahun Bertinggi Badan 2,3 Meter Melawan Maut
Sebab jika dibiarkan, pertumbuhan tak lazim itu bisa mengganggu kinerja organ tubuh lain, hingga akhirnya berujung pada kematian.
Editor: Ferdinand Waskita
Bocah itu mengaku ingin terlihat seperti anak usia 12 tahun lainnya.
Dia juga kesulitan untuk mencari sekolah yang mau menerimanya.
"Aku berharap bisa bersekolah setelah dioperasi," ucap dia.
Pada usia 10 tahun, Gabriel menjalani operasi pertamanya dan menghabiskan waktu sebulan di rumah sakit.
Kendati operasi tergolong berhasil, --dokter menjangkau otaknya melalui hidung, namun mereka tidak bisa melenyapkan semua tumor yang terus bertumbuh.
"Dia berpikir dirinya akan mati," ujar ibu Gabriel, Ricardene.
Setelah dua tahun, Gabriel membutuhkan operasi darurat.
Baca: Kisah Kakek Berusia 80 Tahun Rela Datangi Indonesia dari Suriname Demi Lacak Keluarga
Apabila gagal, tak ada yang bisa menghentikan laju pertumbuhan tulangnya, dan fungsi organ tubuh lainnya bisa mengalami kegagalan.
Ahli Hormon, Dr Flavio Cadegiani mengatakan, gigantisme merupakan penyakit langka yang bisa membahayakan hidup.
"Penderitanya bisa meninggal dalam 15 tahun ke depan. Jadi dia harus menjalani operasi baru," kata Cadegiani.
Prosedur berisiko
Akhirnya, sang ibu harus menyiapkan operasi otak di RS Das Clinicas di Sao Paulo yang berjarak 874 kilometer dari tempat tinggal keluarga Gabriel.
Operasi ini merupakan kali kedua bagi Gabriel. Operasi yang berfokus pada bagian kraniotomi itu akan lebih berisiko dibandingkan operasi pertama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.