Paus Fransiskus kepada Rohingya: Atas Nama Mereka yang Aniaya Anda, Saya Minta Maaf
Pemimpin Gereja Katolik Roma menyampaikan permintaan maaf kepada warga Rohingya dalam kunjungannya ke Bangladesh.
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Malvyandie Haryadi
Tribunnews/Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, DHAKA - Pemimpin Gereja Katolik Roma menyampaikan permintaan maaf kepada warga Rohingya dalam kunjungannya ke Bangladesh.
Dalam pertemuan umat lintas agama di Dhaka, Bangladesh, Jumat (1/12/2017), Sri Paus bertemu dengan sekelompok warga Rohingya yang selamat dari konflik.
Baca: Demi Mirip Angelina Jolie, Perempuan Ini Rela Operasi Plastik Hingga 50 Kali, Tapi Hasilnya. . .
Selain memegang tangan mereka satu persatu, Paus Fransiskus juga mendengarkan cerita kesaksian mereka soal penganiayaan yang menimpa mereka.
Ada 16 orang warga Rohingya yang hadir, 12 orang di antaranya adalah pria, sisanya dua orang wanita dan dua orang remaja putri.
"Kami tentu tidak akan menutup hati dan memalingkan pandangan kami (atas itu). Keberadaan warga Rohingya di sini layaknya kehadiran Tuhan di dunia," kata Sri Paus.
Pada kesempatan itu, setelah mendengar cerita mereka, Paus Fransiskus juga menyampaikan permintaan maaf mewakili pihak yang sudah menganiaya warga Rohingya.
"Atas nama semua pihak yang telah menganiaya Anda, yang telah membahayakan Anda, di atas semua perbedaan di dunia, saya meminta maaf," ucap Paus Fransiskus.
Sri Paus menekankan, warga Rohingya sebagai sesama manusia juga diciptakan menurut "gambaran Tuhan" dan ia berjanji akan terus membantu mereka "agar hak-hak mereka dipandang".
Sang paus juga mengungkapkan belasungkawa terhadap warga Rohingya yang menurut kesaksiannya ditinggal oleh anggota keluarganya yang tewas dibunuh dalam konflik di Rakhine.
Paus Fransiskus tiba di Bangladesh, Kamis (30/11/2017), setelah kunjungannya ke Myanmar, dan menjadi pemimpin gereja Katolik Roma pertama yang mengunjungi Bangladesh dalam 31 tahun.
Sri Paus tidak mengunjungi secara spesifik tempat-tempat pengungsian Rohingya, komunitas yang dianggap Paus Fransiskus sebagai "saudara dan saudari"-nya.
Kepada Paus Fransiskus, pemimpin politik Myanmar Aung San Suu Kyi mengaku telah menyadari bahwa situasi di Rakhine sudah menjadi sorotan dunia, Selasa (28/11/2017).
"Situasi di Rakhine sudah menjadi sorotan besar dunia," ucap Suu Kyi kepada Paus Fransiskus.
Menurut Aung San Suu Kyi, dirinya sangat menghargai dukungan pihak-pihak lain atas kesuksesan pemerintah dalam menangani konflik "antara komunitas yang berbeda di Rakhine".
"Menjadi niat Pemerintah Myanmar untuk menjadikan kemajemukan bangsa sebagai kekuatan negara, dengan melindungi hak, membina toleransi, dan menjamin keamanan semua warga," katanya lagi. (New York Times/USA Today)