Isu Senjata Kimia, Rusia Bawa Belasan Warga Suriah Ke Konferensi Di Den Haag untuk Beri Kesaksian
Hal itu dilakukan untuk mendukung klaim mereka bahwa serangan gas kimia di Douma pada awal bulan ini, merupakan rencana yang telah diatur pihak lawan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
"Kami berada di ruang bawah tanah, (saat itu) kami mendengar banyak tangisan di jalanan sehingga kami memutuskan bahwa kami harus mengungsi ke rumah sakit, (karena) kami ketakutan," kata Diab.
Ia berada diantara belasan orang yang menjadi korban serangan tersebut.
Baik dokter maupun pekerja rumah sakit, semuanya menceritakan kisah yang sama, bahwa seseorang telah meneriakkan 'senjata kimia', saat staf rumah sakit tengah merawat orang-orang yang terluka akibat serangan misil, kepanikan pun akhirnya menyebar.
"Orang-orang yang tidak dikenal mulai menciptakan kekacauan, dan menuangkan air untuk orang-orang yang ada di sana, kami ini dokter spesialis dan kami bisa melihat bahwa tidak ada gejala penggunaan senjata kimia," kata Dokter Khalil, yang mengatakan saat itu ia tengah bertugas di unit perawatan darurat.
Ia mengatakan, 'pasien dengan gejala tersedak' mulai memadati rumah sakit itu sekira pukul 19.00 waktu setempat.
Namun gejala tersebut menurutnya merupakan hasil dari terhirupnya asap atau debu dari serangan misil, bukan serangan kimia.
Semua orang kemudian mendapatkan perawatan dan akhirnya diperbolehkan pulang, kata Khalil, hal itu sekaligus membantah laporan dari Masyarakat Medis Suriah (SAMS) dan White Helmets yang secara bersamaan mengatakan puluhan orang telah tewas akibat serangan kimia.
"Setelah apa yang disampaikan hari ini, tidak ada seorang pun yang berani untuk kembali menyebarkan berita palsu dan melancarkan perang informasi," kata Duta Besar Rusai Alexander Shulgin.