Kalah di Pemilu Malaysia, Rumah Najib Razak Digeledah Polisi, Puluhan Koper Uang Tunai Disita
Saat melakukan penggeledahan di kediaman Najib, polisi terpaksa memanggil dua tukang kunci untuk membuka brankas.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Setelah menggeledah beberapa unit kondominium di Kuala Lumpur, terkait dengan penggeledahan di kediaman pribadi mantan Perdana Menteri Najib Razak, kepolisian Malaysia 'menyita 72 tas koper berisi uang tunai, perhiasan, dan 284 kardus berisi tas mewah'.
Kepala Badan Tindak Pidana Polisi Diraja Malaysia, Datuk Seri Amar Singh Ishar Singh, seperti dikutip media di Malaysia mengatakan, pihaknya melakukan penggeledahan serentak di enam lokasi, termasuk kediaman pribadi Najib Razak.
Dikatakannya barang-barang yang disita tersebut semata-mata terkait dengan penyelikan skandal 1MDB.
Baca: Kalah di Pemilu, Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak Kabarnya Segera Dipenjara
Saat melakukan penggeledahan di kediaman Najib, polisi terpaksa memanggil dua tukang kunci untuk membuka brankas.
Pengacara Najib mengatakan brankas itu 'tidak pernah dibuka dalam tempo dua dekade karena kuncinya hilang'.
Sebelumnya perdana menteri Malaysia yang baru, Mahathir Mohamad, membela tindakan kepolisian yang menggeledeh rumah dan apartemen pribadi Najib di Kuala Lumpur secara maraton mulai dari Rabu malam hingga Kamis (17/05).
Mahathir mengatakan penggeledahan rumah pribadi mantan penguasa yang baru saja kalah dalam pemilu Rabu lalu (09/05) merupakan prosedur operasional standar dan semestinya kepolisian memiliki alasan.
"Saya pun tak dapat maklumat (pemberitahuan mengenai penggeledahan). Ini kerja kepolisian. Saya percaya serbuan (penggeledahan) dilakukan karena polisi mempunyai cukup alasan untuk melaksanakannya," kata Mahathir.
Hal itu disampaikannya kepada pers, Kamis (17/05), setelah mengikuti rapat Pakatan Harapan, aliansi partai-partai oposisi yang kini dipimpinnya dan yang berhasil menumbangkan koalisi Barisan Nasional.
Hingga kini pihak berwenang belum mengumumkan perkara yang dihadapi Najib Razak terkait dengan penggeledahan, namun sejumlah laporan menyebutkan tindakan polisi itu berhubungan dengan penyelidikan terkait skandal korupsi di badan investasi negara Malaysia, 1MDB.
Najib Razak menerima dana US$681 juta di rekening pribadinya menjelang pemilihan umum Malaysia pada tahun 2013 lalu.
'Tanpa pandang bulu'
Dalam kesimpulan penyelidikan, jaksa agung ketika itu, Mohamed Apandi Ali, mengatakan dana itu merupakan 'sumbangan pribadi' dari keluarga kerajaan Arab Saudi yang ditransfer antara akhir Maret dan awal April 2013.