Bom Meledak Saat Para Ulama Melakukan Pertemuan di Kabul
Dia sebelumnya melaporkan jumlah korban tewas adalah 12 orang. Pejabat polisi juga menegaskan ada tujuh kematian
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Beberapa orang meninggal dunia dalam serangan bunuh diri yang menargetkan para cendekiawan Muslim yang berkumpul di sebuah tenda dekat Universitas Politeknik di Kabul Afghanistan, kata para pejabat setempat.
Dilansir dari Al Jazeera, juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan, Najib Danish, mengkonfirmasi kepada bahwa setidaknya tujuh orang telah meninggal dan sembilan lainnya terluka dalam serangan Senin (4/6/2018).
Baca: ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Bom Bunuh Diri pada Perayaan Tahun Baru Persia di Afganistan
Dia sebelumnya melaporkan jumlah korban tewas adalah 12 orang. Pejabat polisi juga menegaskan ada tujuh kematian.
"Para penyerang berada di dekat gerbang universitas," kata Danish.
Waheed Majrooh, juru bicara Departemen Kesehatan Masyarakat Afghanistan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 12 orang terluka dipindahkan ke unit darurat.
"Para ulama di seluruh negeri telah berkumpul di tenda untuk mengeluarkan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh seorang ahli dalam hukum Islam, terhadap pemboman bunuh diri dan perang yang sedang berlangsung di negara itu," kata salah satu wartawan Al Jazeera, Jennifer Glasse.
"Pertemuan itu baru saja selesai dan para ulama keluar dari tenda ketika pembom sukses itu meledak," katanya menambahkan.
"Mereka baru saja mencapai kesepakatan yang mengatakan bahwa pemboman bunuh diri itu tidak Islami."
Tidak ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, yang menggarisbawahi keamanan yang memburuk menjelang pemilihan dewan parlemen dan distrik yang ditetapkan untuk Oktober.
Baca: Jadi Anggota ISIS, Seorang Wanita Asal Prancis Diadili di Irak
Baik Taliban dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL, juga dikenal sebagai ISIS) telah meningkatkan serangan terhadap Kabul, menjadikannya tempat paling mematikan di negara itu bagi warga sipil dalam beberapa bulan terakhir.
Keamanan di sekitar Kabul menjadi siaga dalam beberapa hari terakhir dengan lebih banyak pos pemeriksaan dan patroli karena pemerintah memperingatkan serangan oleh Taliban terhadap instalasi pemerintah.