Pernah Kuliah di Pyongyang, Mahasiswa Amerika Kisahkan Potret Nyata Warga Korut, Tak Semuanya Muram
Tapi kesaksian seorang mahasiswa Amerika yang berkuliah di Korut ini, mengungkap bila Korut ternyata tak sesuram yang ada di media.
Penulis: Aji Bramastra
Menurut Jeppesen, ia cukup sering mengikuti perkuliahan dalam kondisi listrik padam, bahkan air yang minim.
"Lorong kampus gelap. Minim air di kamar mandi. Sungguh mengingatkan Korut sebagai negara dunia ketiga yang miskin," ujar Jappesen.
Belum lagi soal 'mata-mata'.
Jeppesen menyadari, di setiap unit tempat tinggal, ada semacam petugas intel yang disebut inminbanjang.
Biasanya, para intel atau mata-mata ini adalah para wanita lanjut usia.
"Matanya selalu memperhatikan hal-hal detail sekali pun. Hanya sekali lihat, seorang inminbanjang yang baik, tahu berapa jumlah sendok dan sumpit yang ada di meja makan sebuah rumah, sehingga ia bisa tahu ada berapa orang di sana," kata Jeppesen.
Tapi, di beberapa hal, Korut ternyata tak sesuram dan mengerikan seperti di media.
Contohnya, untuk gaya hidup, terutama para remaja.
Para pria muda, tampil kasual dengan t-shirt model kekinian.
Banyak yang memakai jam tangan Rolex, meski Jeppese menduganya barang palsu.
Para wanita memakai rok dan di beberapa tempat, mereka bahkan memakai celana jeans.
Banyak pula wanita tampil dengan busana kekinian, seperti sepatu hak tinggi dipadu kaus kaki.
Untuk televisi, cukup membosankan.
Di berita sore, televisi memutar kegiatan harian Kim Jong Un, dengan latar lagu bersemangat.