PM Laos Akui Target Jadi Negara Berkembang Tak akan Tercapai Tahun 2020
Laos mengoreksi level peningkatan kualitas negaranya dari kurang berkembang menjadi negara berkembang yang sebelumnya ditargetkan tahun 2020.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Laos mengoreksi level peningkatan kualitas negaranya dari kurang berkembang menjadi negara berkembang yang sebelumnya ditargetkan tahun 2020.
"Kami mengakui target awal menjadi negara berkembang sebenarnya 2020, tapi sesuai kriteria Perserikatan Bangsa Bangsa rasanya tak bisa tercapai tahun 2020," ungkap Perdana Menteri Laos, Thongloun Sisoulith dalam konferensi Masa Depan Asia yang diselenggarakan Nikkei Shimbun, Selasa (12/6/2018).
Thongloun mengakui penghasilan kotor negaranya masih jauh dari 1.800 dolar AS per kapita seperti disyaratkan PBB.
"Hal kedua mengenai sumber daya manusia Laos memang juga masih rendah saat ini, sehingga juga belum bisa mencapai Human Asset Index yang dikriteriakan PBB sebagai level tingkat negara berkembang. Belum lagi defisit perdagangan yang masih tinggi hingga kini," tambahnya.
Baca: Ustaz Alfian Tanjung Terpidana Kasus Ujaran Kebencian Dieksekusi di Lapas Porong
Oleh karena itu Laos membutuhkan investasi asing dan mengandalkan kepada sumber alamnya agar bisa menghasilkan income yang jauh lebih baik.
Selain itu Thongloun juga tidak mengkhawatirkan jumlah pinjaman utang yang diperoleh dari China untuk pembangunan kereta api cepat yang nantinya bisa menghubungkan langsung antara China dan ibu kota Laos.
"Dengan hubungan kereta api cepat dari China hingga Laos dan Thailand nanti diharapkan pembangunan akan lebih cepat lagi. Dan kami tidak khawatir dengan pinjaman yang diperoleh dari China karena semua isi perjanjian kami nilai adil dan baik bagi semua pihak," kata dia.