Bamsoet Resmikan Ruang Gorontalo dan Papua di KBRI Wellington
Jumlah diaspora Indonesia yang mencapai 10 juta orang di seluruh dunia dapat menyumbang pemasukan bagi negara hingga triliunan rupiah.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meresmikan Graha Gorontalo dan ruang Papua yang berada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Selandia Baru.
Diharapkan Graha Gorontalo bermanfaat bagi diaspora dan para pelajar Indonesia di Selandia Baru dalam mengekspresikan serta melestarikan budaya Indonesia.
“Manfaatkan gedung KBRI dengan beragam kegiatan yang berguna untuk meneguhkan kembali identitas bangsa serta mengingatkan kekayaan budaya tanah air kepada semua diaspora Indonesia. Termasuk, anak-anak dan generasi muda Indonesia yang lahir dan tumbuh besar di Selandia Baru,” ujar Bamsoet, di KBRI Selandia Baru, Wellington, Sabtu (10/11/18) waktu setempat.
Graha Gorontalo terdiri dari dua lantai. Lantai pertama digunakan sebagai ruang pamer produk serta budaya Indonesia. Lantai dua digunakan sebagai perpustakaan yang berisi segala literatur mengenai Indonesia baik cetak maupun digital. Sementara, ruang Papua yang berada di gedung utama KBRI digunakan sebagai ruang pelayanan masyarakat.
Hadir dalam acara ini antara lain Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Mukhamad Misbakun dan Ahmadi Noor Supit, Anggota Fraksi Nasdem DPR RI Akbar Faisal, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Masinton Pasaribu, Anggota Fraksi PKS Aboe Bakar Alhabsyi.
Staf Khusus Ketua DPR RI Yahya Zaini dan Yorrys Raweyai, Pengusaha Rachmat Gobel, Bupati Bone Bolango Hamim Pou, serta puluhan masyarakat Indonesia yang tinggal di Selandia Baru.
Wakil Ketua Umum KADIN ini mengingatkan agar para diaspora tidak melupakan tanah air. Kontribusi besar para diaspora untuk kemajuan serta pembangunan Indonesia sangatlah dibutuhkan.
"Para diaspora Indonesia memiliki potensi besar untuk memajukan bangsa Indonesia. Tidak hanya sebagai profesional atau ilmuwan, namun diaspora dengan profesi managerial dan pekerja biasa pun memiliki arti penting untuk memajukan Indonesia,” kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan, di bidang profesional, pemerintah membutuhkan inovasi baru dari para diaspora untuk memperbanyak start up di Indonesia. Di bidang scientist dan akademisi, para diaspora diharapkan mampu mentransfer ilmunya di Indonesia.
“Harapan saya para diaspora di Selandia Baru mau membagi ilmu yang dimilikinya. Para ilmuwan dan profesional bersedia mentransfer ilmunya ke universitas atau perguruan tinggi di Indonesia agar kita tidak ketinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,"ujarnya.
"Para diaspora yang telah sukses berbisnis di Selandia Baru, mau pula membuka usahanya di Indonesia agar ekonomi dalam negeri terus meningkat,” tutur Bamsoet.
Legislator Dapil Jawa Tengah VII yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini yakin para diaspora mampu memperbaiki perekonomian Indonesia.
Jumlah diaspora Indonesia yang mencapai 10 juta orang di seluruh dunia dapat menyumbang pemasukan bagi negara hingga triliunan rupiah.
Baca: Lima Coba Bumikan Pancasila Pada WNI di Wellington
“Banyak negara seperti China, India, Filipina serta negara lain yang hidup dari diaspora. Karena itu, saya berharap diaspora Indonesia di Selandia Baru selalu bersatu ditengah perbedaan suku, ras dan bahasa guna bekerja bersama membangun perekonomian Indonesia yang lebih baik,” harap Bamsoet.
Selain itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini meminta diaspora menjadi garda terdepan dalam mengembangkan hubungan baik dan kemitraan usaha dengan luar negeri. Diaspora dapat memfasilitasi hubungan people to people maupun government to government.
“Para disapora pun dapat menjadi duta sosial budaya dalam membantu diplomasi politik Indonesia. Karenanya, DPR RI dan pemerintah akan selalu mendukung kegiatan positif yang dilakukan oleh para diaspora Indonesia,” pungkas Bamsoet.