6 Ledakan Bom Guncang Sri Langka, Dua Gereja dan Tiga Hotel Jadi Sasaran, Korban 156 Orang
Perayaan Paskah di Kota Kolombo, Sri Langka berubah menjadi tragedi berdarah setelah bom meledak di dua gereja sekaligus, Minggu (21/4/2019).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Perayaan Paskah di Kota Kolombo, Sri Langka berubah menjadi tragedi berdarah setelah bom meledak di dua gereja sekaligus, Minggu (21/4/2019).
Kedua gereja yang menjadi korban ledakan berada di sisi utara ibu kota Kolombo dan kota Negombo tak jauh dari Kolombo.
Salah satu ledakan terjadi di gereja St Anthony di Kochchikade, Kolombo.
Sejumlah foto yang beredar di Twitter memperlihatkan kekacauan yang terjadi di dalam gereja St Anthony dan puing-puing bangunan yang berserakan di lantai.
Media massa Sri Lanka yang mengutip keterangan sumber-sumber rumah sakit mengabarkan 150 orang sudah dilarikan ke rumah sakit.
Namun, sejauh ini belum diperoleh informasi jumlah korban tewas dan terluka.
Selain ledakan di dua gereja itu, kepolisian Sri Lanka menyebut kejadian serupa terjadi di hotel Sangri-La dan Kingsbury, keduanya di ibu kota Kolombo.
Baca: Beli Lobster, Wanita Ini Ditipu; Justru Temukan Isinya Daging Ayam dan Ikan Saat Dibersihkan
Korban Tewas 156 Orang
Laporan terkini korban tewas dalam serangkaian ledakan di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019) bertambah mejadi 156 orang.
Polisi mengatakan, 500 orang juga terluka dalam enam ledakan yang hampir bersamaaan mengguncang gereja dan hotel.
Sementara, korban tewas termasuk 35 orang asing.
Diwartakan Daily Mirror, sebanyak tiga gereja dan tiga hotel diguncang ledakan.
Hotel tersebut antara lain Kingsbury, Shangri-La, dan Cinnamon Grand, yang semuanya terletak di ibu kota Sri Lanka, Colombo.
Dua gereja yang dilanda ledakan selama perayaan Paskah berada di Kolombo, dan satu lagi terletak di Negombo.
Sejauh ini, belum ada klaim dari pelaku yang atas ledakan tersebut.
BBC melaporkan, pemerintah belum memiliki petunjuk apa pun soal siapa yang berada di balik serangan itu.
Badan intelijen negara hanya menduga sebuah organisasi internasional atau keagamaan kemungkinan sebagai dalang dari teror di Hari Paskah tersebut.
Kepala Polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara pernah mengeluarkan peringatan nasional pada 10 hari sebelum serangan pada Minggu terjadi.
Menurutnya, pelaku bom bunuh diri telah merencanakan serangan pada gereja-gereja utama
"Sebuah agen intelijen asing melaporkan, NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana melakukan seranga bunuh diri menargetkan gereja terkemuka dan komisi tinggi India di Colombo," demikian bunyi peringatan itu.
NTJ merupakan kelompo radikal di Sri Lanka yang dikaitkan dengan vandalisasi patung Buddha pada tahun lalu.
Rangkaian ledakan Ledakan pertama dilaporkan terjadi di Gereja St Anthony's Shrine, sebuah gereja Katolik yang terkenal di Colombo.
Ledakan mematikan kedua kemudian dikonfirmasi berlangsung di Gereja St Sebastian, sebuah gereja di kota Negombo.
"Serangan bom terjadi di gereja kami, silakan datang dan bantu jika anggota keluarga Anda ada di sana," bunyi unggahan gereja di halaman Facebook.
Segera setelah itu, polisi mengkonfirmasi gereja ketiga di kota Batticaloa telah juga diserang, bersama dengan tiga hotel kelas atas di Colombo.
Sumber rumah sakit mengatakan warga negara Inggris, Belanda dan Amerika Serikat termasuk di antara yang tewas. Selain itu, warga Inggris dan Jepang dilaporkan terluka dalam serangan ini.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Tewas Jadi 156 Orang, Pelaku Ledakan di Sri Lanka Masih Misteri"