Bocah 7 Tahun Dipukul Ibu Tiri Pakai Besi gara-gara Makan Terlalu Lama
Seorang bocah berusia 7 tahun dipukul oleh ibu tirinya menggunakan batang besi hingga tewas karena ia makan terlalu lama.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Pravitri Retno W
Dilansir Tribunnews, kisah tragis itu terjadi Kampung Pasirborondong RT 06 RW 11 Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (25/3/2017).
Kepala Polres Cimahi AKBP Ade Ari Syam Indradi mengatakan, dari hasil keterangan nenek korban bernama Asih, awalnya korban menangis pada Jumat (24/3/2017) pukul 23.00 WIB lantaran diduga sedang tak enak badan.
HK, kata Ade, langsung memukuli korban dengan tangan kosong dengan dalih sebagai upaya penyembuhan.
"Dengan alasan akan menyembuhkan anak karena sakit dan penyembuhannya harus dilakukan dengan kekerasan atau dengan pukulan. Korban dipukuli dengan menggunakan tangan kosong dan menggunakan kaki," kata Ade, Sabtu malam.
Usai dianiaya, korban diseret ke kamar mandi.
Tubuh korban kemudian dimasukan ke dalam ember berisi air.
Sejam kemudian pelaku meninggalkan korban di ruang tengah rumahnya.
"Sekitar pukul 04.30 WIB pelaku menyuruh saksi (nenek korban) untuk membawa korban masuk ke kamar dan pada saat korban akan di bawa ke kamar, kondisi korban yang pada saat itu dalam keadaan tergeletak di lantai, sudah tidak sadarkan diri," kata dia.
Sabtu pagi, lanjut Ade, ibu korban memberitahukan kejadian tersebut kepada kakaknya Cepi Suparman.
Saat melihat korban tergeletak dan penuh luka lebam, Cepi membawa bocah itu ke Puskesmas Rajamandala.
"Tetapi oleh pihak Puskesmas Rajamandala korban dinyatakan sudah meninggal dunia," ujar ida.
Usai kejadian tersebut, sang ayah tiri melarikan diri.
Jenazah bocah malang itu kemudian dibawa ke RS Polri Sartika Asih untuk diautopsi.
Kasus kekejaman orang tua pada anak juga terjadi di Kota Medan.
Pada 2018, seorang anak kecil disiksa ibunya hingga tulangnya patah.
Selain itu, sang anak juga diduga mengalami trauma psikologis.
Informasi tentang penganiayaan anak ini diceritakan oleh bibi si anak malang itu, Dwi Erni Sembiring di Facebooknya yang telah viral.
Menurutnya, si keponakan mengalamai patah tulang, bibir pecah, punggung dan perut biru biru, kepala bocor, pelipis lecet dan terdapat banyak bekas lebam di bagian vital anak ini.
“Selama ini aku diam. Kau mau jungkir balik sama bapak anak itu, terserahmu.
Dulu sempat kau buat keponakanku begini, aq diamkan karena bapaknya sendiri yg bilang ga akan diulangi...
Sekarang kau buat lagi begini malah lebih parah dari yg pertama.
Kau perempuan, punya anak juga. Walau dia anak tirimu, ga pantas kau perlakukan dia begini.
Masih kecil dia, masih umur 4thn. Sebandel apa rupanya anak seumur itu maka bisa sampai hancur kau bua dia??
Asal kau tau yah, anak yg kau hajar itu bukan hanya sakit fisik tapi psikis juga. Untuk tutup mata mau tidur aja ga berani dia, ngoceh sendiri, berdiri disudut sudut rumah, ketawa pun ga ma lagi, sudah rusak kau buat psikisnya..!!
Sekali ini a ga akan diam lagi, biar tau kau duanya suami istri.”
Menurut Dwi Erni Sembiring, kasus ini sudah mereka laporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Ia pun mengaku banyak mendapat dukungan untuk memperjuangkan nasib si anak.
“Kau tunggu aja... Kau pilih menyerahkam dirimu sendiri atau kau tetap sembunyi..,” tambahnya lagi.
Menurutnya, anak malang itu sekarang sedang berada di Kabanjahe, Tanah Karo, bersama bibinya yang lain.
"Saat ini keponakan saya benar benar tertekan, tidak mau berbicara, raut wajahnya raut ketakutan, suka ngomong sendiri dan tidak ada tawa sama sekali."
"Tadi saya sempat videocall dengan dia, yg biasanya dia ceria dan mau bicara, sekarang berubah 180 derajat," tulisnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)