Polemik soal Natuna: Sikap Ngotot China hingga Kata Susi soal Pemisahan Pencurian Ikan dan Investasi
Ketegangan antara Indonesia dan China terkait wilayah Perairan Natuna, Kepuluan Riau belum usai. China ngotot Natuna adalah wilayahnya
Penulis: Daryono
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan antara Indonesia dan China terkait wilayah Perairan Natuna, Kepuluan Riau belum usai.
Meski Indonesia menegaskan wilayah Natuna adalah wilayahnya, China pun tak mau kalah.
China ngotot Natuna adalah wilayahnya dan kapal-kapalnya berhak untuk menangkap ikan di Natuna.
Pascamenyatakan sikapnya menolak klaim China, Indonesia pun telah mengirim pasukan ke perairan Natuna.
Berikut rangkuman terkait ketegangan antara Indonesoia dan China soal Perairan Natuna sebagaimana dirangkum Tribunnews.com, Minggu (5/1/2020):
1. Indonesia Tolak Klaim China soal Natuna
Polemik terkait narasi klaim China atas perairan Laut Natuna masih hangat diperbincangkan.
Terkait konflik wilayah yang terjadi di Kepulauan Riau itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi angkat bicara.
Retno secara tegas mengatakan, Indonesia tidak pernah akan mengakui 9 dash line.
"Indonesia tidak pernah akan mengakui nine (9) dash line, klaim sepihak yang dilakukan oleh Tiongkok," tegas Retno Marsudi yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (4/1/2020).
Retno menerangkan, klaim sepihak oleh China tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh Hukum Internasional.
"Tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh Hukum Internasional, terutama satu bagian dari UNCLOS United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982," jelasnya.
Lebih lanjut, dalam rapat koordinasi di Kemenkopolhukam pada Jumat (3/1/2020), Retno menyampaikan agar posisi Indonesia diperkuat dalam menyikapi situasi di Laut Natuna.
Retno menegaskan, telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal China di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).