Resolusi Parlemen Irak soal Tewasnya Qasem Soleimani: Usir Pasukan Amerika Serikat
Dua opsi dari Parlemen Iran terkait serangan militer Amerika Serikat yang tewaskan Qasem Soleimani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Bendera merah dalam tradisi Syiah melambangkan darah yang ditumpahkan secara tidak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.
Berkibarnya bendera merah ini juga dipandang sebagai peringatan bahwa Republik Islam Iran siap memenuhi janjinya untuk menyerang Amerika dan Donald Trump.
Kata-kata yang ditulis di bendera “perang" adalah, "Mereka yang ingin membalas darah Husein".
Husein adalah cucu dari Nabi Muhammad yang gugur di Padang Karbala.
Dalam kepercayaan muslim Syiah, Husain adalah Imam Suci ketiga setelah Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali.
Berangnya Ali Khamenei dan Ancaman Trump
Mengutip BBC Indonesia, Iran berjanji akan melakukan serangan balasan setelah komandan militer paling berpengaruh, Jenderal Qasem Soleimani, tewas di Baghdad, terhantam rudal yang ditembakkan oleh pesawat tanpa awak milik Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan "akan ada serangan balasan terhadap penjahat" yang melakukan serangan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pembunuhan Soleiman "untuk menghentikan perang, bukan untuk memulainya".
Trump juga mengatakan "kekuasaan teror Soleimani telah berakhir".
Sementara itu, Donald Trump mengatakan AS "telah menetapkan" 52 sasaran di Iran dan "akan menyerang secara cepat" jika ada serangan Iran terhadap aset AS.
Dalam pernyataan di Twitter, Presiden Trump mengatakan, Iran "terlalu berani dengan merencanakan serangan terhadap aset-aset tertentu milik AS".
Ia mengatakan AS sudah mengidentifikasi 52 sasaran Iran, beberapa di antaranya "punya nilai budaya yang sangat penting bagi Iran".
Ia mengatakan angka 52 merepresentasikan jumlah warga negara AS yang disandera selama lebih dari satu tahun di Iran pada akhir 1979 setelah mereka dibawa dari kantor kedutaan AS di Teheran.
Sehari sebelumnya, Presiden trump mengatakan pembunuhan Soleimani "untuk menghentikan perang, bukan untuk memulainya".
Dia mengatakan "kekuasaan teror Soleimani telah berakhir", setelah jenderal paling berpengaruh di Iran itu tewas.