Mengenal Pasukan Elite Garda Revolusi Iran yang Ditakuti Amerika dan Sekutunya
Iran mengembangkan dan telah memiliki rudal balistik seri Shahab, yang memiliki jangkauan tembak maksimal 1.300 kilometer.
Editor: Hasanudin Aco
Sementara itu, melansir NBC News, menurut Council on Foreign Relations (CFR), Pasukan Quds adalah bagian dari Garda Revolusi Iran.
Pasukan ini dibuat setelah revolusi Iran tahun 1979 untuk menjaga Republik Islam Iran.
Media-media barat menyebut satuan ini sebagai yang paling "misterius". Tak ada sumber resmi tentang berapa anggota dari satuan Quds Force.
Di masa lalu, media barat menyebut pasukan Quds Garda Revolusi Iran terlibat di berbagai konflik di Timur Tengah, bahkan hingga perang Balkan, dengan dukungan mereka kepada Bosnia.
"Pasukan Quds adalah elite yang dipilih dari berbagai anggota pasukan ideologis Garda Revolusi yang sudah elite," kata Abbas Milani, direktur studi Iran di Universitas Stanford.
Sebagai bagian dari Garda Revolusi, pasukan ini memiliki garis komando atau bertanggung jawab kepada pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei, bukan kepada presiden Iran.
Dampak Kematian Soleimani
Melansir The Independent, kematian Soleimani tidak akan secara signifikan berpengaruh terhadap kekuatan dan kemampuan dari pasukan Garda Revolusi Iran yang memiliki struktur sangat kompleks.
Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. Aniseh Bassiri Tabrizi, peneliti dari Royal United Services Institute sebagaimana diberitakan NBC News.
"Kematiannya (Qasem Soleimani) tidak akan begitu mengganggu kapabilitas operasional Iran," ungkap Tabrizi.
Menurut Tabrizi, pasukan Quds ataupun Garda Revolusi Iran secara umum akan terus melanjutkan strategi sebelumnya dalam beberapa hal.
Iran pun bertindak cepat untuk menunjuk pengganti Soleimani, yaitu Esmail Ghaani.
"Salah satu hal yang menjadi keunggulan istimewa Soleimani adalah kemampuannya dalam mengatur dan menjaga hubungan. Kepribadiannya adalah sesuatu yang penting dalam hal ini. Jadi, ketika Soleimani pergi, pergantian yang dilakukan mungkin tidak akan mengembalikan karisma yang ia miliki pada orang lain," kata Profesor Stephen Biddel dari CFR sebagaimana dikutip NBC News.
Menlu Iran: kami membela diri