Diserang Wabah Virus Corona, Wuhan Jadi Sepi Mencekam Seperti Kota Mati
Sejak virus corona mewabah, kini Kota Wuhan di China bagai kota mati. Kota itu tampak sepi. Orang-orang memilih berada di rumah
Editor: Sugiyarto
Cerita Warga Wuhan: Situasi Mencekam Bagai Kota Mati Tak Ada Orang Bicara
TRIBUNJOGJA.COM - Sejak virus corona mewabah, kini Kota Wuhan di China bagai kota mati.
Kota itu tampak sepi. Orang-orang memilih berada di rumah untuk mencegah penularan virus corona.
Warga asli Wuhan, Feng (25), pulang kampung dari Beijing ke Wuhan pada hari Rabu (22/01/2020).
Dia pulang sehari sebelum pemerintah menutup kota tersebut. Dia pulang untuk bertemu keluarganya dan berniat merayakan tahun baru Imlek.
Feng menaiki kereta berkecepatan tinggi. Saat itu suasana terasa sangat menyeramkan.
Biasanya Festival Musim Semi adalah migrasi manusia tahunan terbesar di dunia. Akan tetapi saat itu stasiun kosong.
"Ketika kami tiba di Wuhan, 90 persen penumpang mengenakan masker. Tidak ada yang berbicara dan itu cukup mengerikan," katanya pada BBC.
Seorang pengacara, Weijiang, pergi ke Wuhan untuk mengunjungi anggota keluarganya di rumah sakit.
Kota terbatas
Dia mengatakan kehidupan di kota itu terbatas.
Setelah transportasi dihentikan, jalanan terasa kosong.
Tetapi sebagian besar toko masih buka untuk bisnis.
Lebih banyak orang menggunakan masker operasi daripada masker biasa.
Ada juga seorang pelajar Tionghoa dari Wuhan, yang enggan disebutkan namanya.
"Semua keluargaku tinggal di dalam rumah. Ibuku pergi ke supermarket kemarin dan rak-raknya kosong," ujar dia.
Kendati demikian, dia hanya punya cukup makanan dan air untuk bertahan selama 10 hari.
Dia telah mengetahui virus itu sebulan sebelum adanya pengumuman resmi. Lalu dia meminta keluarganya untuk membeli makanan dan masker.
Dia menceritakan jalanan diblokir saat ini sehingga menyulitkan untuk mencari masker.
Seminggu yang lalu (17/01/2020), dia pergi ke rumah sakit dan masih banyak orang tidak memakai masker.
Dia bersama keluarganya baik-baik saja dan setiap hari rutin memeriksakan suhu badan.
Diketahui hingga Minggu (26/1/2020) sore, virus corona diketahui telah menyebar ke 13 negara dan telah menewaskan 56 orang.
Nasib mahasiswa Indonesia di Wuhan
Penyebaran virus corona yang berawal dari Wuhan China, kini sudah menyentuh 13 negara.
Jumlah korban tewas akibat virus tersebut di China saja sudah mencapai 56 orang sementara 2.000 orang lainnya dilaporkan sudah terinveksi virus tersebut.
Kota Wuhan kini sudah terisolir untuk mengantisipasi merebaknya virus corona.
Dan di wilayah itu, ada sejumlah mahasiswa asal Indonesia yang sedang berada di sana. Mereka kini diisolasi.
Sebanyak 12 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang menjalani program beasiswa bahasa Mandarin di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah, diisolasi akibat virus corona.
"Sembilan mahasiswa penerima beasiswa dari Pusat Bahasa Mandarin Unesa dan tiga mahasiswa penerima beasiswa dari pemerintah China," ujar Rektor Unesa Nurhasan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/1/2020).
Dia memastikan, seluruh mahasiswa tersebut masih sehat, meski sampai saat ini tidak diperbolehkan keluar dari asrama untuk mencegah terpapar virus corona.
"Mereka alhamdulillah masih sehat. Sampai saat ini belum diperbolehkan keluar dari asrama. Makannya mi instan," tuturnya.
Dia menambahkan, saat ini kantor urusan internasional Unesa terus berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait informasi terbaru dan kondisi kesehatan mahasiswanya di Wuhan.
Diketahui, virus corona yang diduga kuat berasal dari Wuhan, China tengah menjadi perhatian masyarakat internasional.
Virus dengan karakteristik mirip SARS dan risiko kematian ini telah menyebar ke berbagai negara yakni Kanada, Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan dan lainnya.
Hal tersebut membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan lalu lintas internasional agar virus ini tidak menyebar ke seluruh dunia.
Dilansir dari situs WHO, sejauh ini tanda-tanda dan gejala klinis utama yang dilaporkan dalam wabah tersebut antara lain demam, sulit bernapas, dan radiografi dada yang menunjukkan infiltrat paru bilateral.(Kompas.com)