Mengenal Kuliner Kelelawar yang Diduga Jadi Penyebab Virus Corona, Dikonsumsi Tak Hanya di China
Sejumlah peneliti meyakini Virus Corona berasal dari satwa liar di Pasar ikan Huanan, Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Penulis: Daryono
Editor: Ifa Nabila
Di kebudayaan China sendiri, ada kepercayaan terkait simbol lima kelelawar.
Simbol tersebut menandakan keberkahan atas kekayaan, kesehatan, kebajikan, usia tua, dan kematian secara alami.
Bahkan, memakan kelelawar juga dipercaya dapat meningkatkan kejelian mata.
2. Di Indonesia, Kelelawar juga Dikonsumsi
Tidak hanya di China, ada juga masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi kelelawar.
Antara lain di Sulawesi Utara, Gunungkidul, dan Kalimantan
Di Sulawesi Utara, kuliner kelelawar ini disebut paniki.
Dikutip dari Kompas.com yang mengutip States of Splendor, kelelawar yang digunakan untuk paniki adalah kelelawar pemakan buah.
Biasanya, kelelawar pemakan buah memiliki bentuk tubuh yang sedikit lebih besar dari kelelawar pada umumnya.
Oleh karena itu, kelelawar jenis tersebut dipilih agar penyantap lebih puas dalam menikmati sup paniki.
Biasanya kelelawar dibakar untuk dihilangkan bulunya.
Lalu dimasak dengan santan dan bumbu seperti bawang merah, bawah putih, cabai, serai, dan lainnya.
Selain itu di Gunungkidul, Yogyakarta, juga ada makanan khas yang dibuat dari kelelawar buah atau codot.
Sebuah warung di desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, yang dikelola secara turun temurun tiga generasi yang menjual codot dibacem.